Selasa, 30 Juni 2020

Tulis, Ngeblog, Nikmati Hasilnya !



Dokumentasikan Tulisanmu, Nikmati Hasilnya Kemudian

Tema kegiatan “Belajar Menulis Bersama Omjay dkk” pada pertemuan ke-11, tanggal 24 Juni 2020 adalah Mendikumentasikan Kegiatan Melalui Blog. Pertemuan ke-11 tersebut menghadirkan sosok yang sanagat fenomenal karena pengalaman dan pestasinya yang sangat wow. Beliau adalah Bapak Dedi Dwitagama yang berprofesi sebagai pendidik, trainer, penulis, motivator, blogger, fotografer dan youtuber. Master Dedi, sebutan saya bagi beliau, karena pengalaman dan prestasinya begitu menggema. Beliau sosok yang kenyang dengan asam garam dalam berbagai profesi yang ditekuninya.

Sebagai pendidik, Master Dedi telah mengampu di lima sekolah berbeda sebelum akhirnya berlabuh di SMKN 50 Jakarta Timur sebagai pengampu mata pelajaran Matematika sejak tahun 2012. Kegiatan trainer dan motivator yang dilakukan beliau khususnya di bidang pendidikan, remaja, parenting, pencegahan penyalahgunaan narkoba, hiv/aids, kepemimpinan, berbicara dimuka umum, teknologi informasi, menulis kreatif/creative writing dan komunikasi/TIK.

Menyimak blog http://dedidwitagama.wordpress.com/about, saya tercengang membaca deretan pengalaman dan prestasi Master Dedi. Betapa luar biasa sosok alumni Magister Sains Matematika Industri Jurusan Statistik ITS Surabaya tahun 2001 ini. Deretan pretasi yang dirah antara lain Guru Berprestasi, Kepala Sekolah Berprestasi, e-Learning Award, Kompetisi Blog, mewakili Indonesia di ajang internasional dalam bidang Kepala Sekolah dan sebagainya. Prestasi yang membawanya berkiprah dalam berbagai organisasi serta menjalin kerjasama dengan lembaga domestik maupun internasional seperti BNN, IASTP Australia, ILO (Organisasi PBB Urusan Buruh), UNODC (Organisasi PBB Urusan Narkoba dan Kejahatan). Master Dedi memang amazing!
Mengawali kegiatan sharing pertemuan ke-11, Master Dedi menceritakan pengalamannya tentang ngeblog. Beliau menulis di blog sejak 2005 untuk mendokumentasi perjalanannya dari Sabang hingga Merauke dan beberapa negara di dunia. Dokumentasi tersebut tersimpan rapi di http://trainerkita.wordpress.com. Aktifitas beliau yang suka fotografi, terdokumentasi di instagram https://www.instagram.com/dwitagama/. Aktifitasnya sebagai seorang yotuber dapat disimak di https://www.youtube.com/user/dwitagama

Mengapa Master Dedi mendokumentasikan aktivitasnya di blog? Jawabannya blog sebagai catatan atau dokumentasi seseorang atau sebuah organisasi yang ditayangkan di internet berbasis web dan bisa diakses oleh orang sedunia. Awal ngeblog tahun 2005, Master Dedi menggunkan blogger.com sebelum akhirnya hijrah ke wordpress (https://dedidwitagama.wordpress.com) tahun 2007. Alasan kepindahan beliau bahwa seperti pola di dunia teknologi, edisi terbaru umumnya memiliki banyak kelebihan dan keunggulan dibanding pendahulunya, karena wordpress sudah ada app nya di android dan iphone.

Master Dedi juga ngeblog di kompasiana (https://www.kompasiana.com/dwitagama). Pertimbangan beliau karena Kompasiana itu pembacanya orang-orang pintar yang suka membaca, orang Indonesia yang tinggal di dalam maupun luar negeri. Jadi tulisan di blog Kompasiana bisa jadi alat ukur yang dahsyat. Bedanya dengan blogspot atau wordpress itu pengunjungnya datang jika terhubung dengan mesin pencari. Aktifitas ngeblog Master Dedi sudah lebih dari 13 tahun. Selama itu beliau telah menulis lebih dari 4.100 artikel yang telah dilihat hampir dua juta kali dengan pengunjung hampir 600.000.

Menurut Master Dedi, blog sangat bermanfaat untuk mendokumentasikan kegiatan, perjalanan, ide-ide, keresahan, atau apa saja yang bisa disampaikan secara lisan pada rapat-rapat di sekolah atau yang tak bisa disampaikan pada siapapun, ibaratnya seperti keranjang yang dititipkan di dunia maya. Blog itu ibarat rumah yang bebas diisi apapun oleh pemiliknya. Oleh karenanya, isi blog beliau tak sebatas tulisan. Hasil hoby dalam bidang fotografipun didokumentasikannya pada blog khusus https://fotodedi.wordpress.com, sejak sebelum ada instagram. Namun sejak ada instagram, blog foto itu jadi jarang terjamah.

Previous Post
Next Post

0 komentar: