Sabtu, 26 Februari 2022

ENAK WFO ATAU WFH?

ENAK WFO ATAU WFH?

 

Seberkas tanya yang menggelitik namun punya berjuta jawaban. Yah, Covid-19 memaksa sebagian pekerjaan dikerjakan dari rumah atau dikenal dengan istilah WFH (Work From Home). Untuk menjawab pertanyaan tersebut, setidaknya perlu diidentifikasi beberapa hal, yakni:

1.      Beban Pekerjaan

2.      Beban Amalan

WFH dan WFO dari Aspek Beban Kerja

Dua hal tersebut yang akan menjadi pembeda jawaban antara enak WFH atau WFO. Ditilik dari beban pekerjaan utama, sebenarnya WFO dan WFH tidak ada perbedaannya karena sama-sama pekerjaan kantor yang dikerjakan dari rumah harus selesai sesuai target. Ditilik dari beban pekerjaan tambahan, WFH lebih berat dari WFO. Mengapa demikian? Ada 3 kategori partisipasi orang kantoran terhadap kegiatan rumah:

Kriteria 1, Aktif kantoran namun pasif mengurus rumah karena ada asisten rumah tangga

Kriteria 2, Aktif kantoran namun masa bodoh dengan urusan rumah

Kriteria 3, Aktif kantoran sekaligus aktif mengurus rumah

Kriteria 1 dan 2, jelas no problem. Saat WFH mereka tenang dan hanya mengurusi pekerjaan kantor dari rumah. WFH menjadi pilihan enak bagi orang kriteria 1 dan 2 karena tidak perlu keluar rumah untuk menyelesaikan urusan kantornya sembari bisa bersantai dan tak terikat jam kerja. Main game, tik tok-an, atau bermedsos ria menjadi pengisi waktu luang.

Kriteria 3, jelas menjadi problem besar. Saat WFH mereka harus membagi waktu untuk menyelesaikan urusan rumah. Kadang kriteria ini menyelesaikan urusan rumah seperti menyapu, mencuci, menyeterika, menata rumah hingga mengasuh anak, sebelum menyelesaikan pekerjaan kantornya. Artinya bagi kriteria 3 ini justru beban pekerjaan berlipat ganda dibandingkan saat mereka WFO. Bahkan kesempatan mereka istirahat relatif lebih sedikit dibandingkan saat WFO. Beban itupun kadang bertambah saat orang rumahan pulang dari kantor membawa masalahnya di kantor ke rumah. Atau justru mendengar omelan orang rumahan yang pulang dari kantor karena rumahnya terlihat belum rapi atau terkadang berantakan. Padahal orang kriteria 3 ini kadang sedikit istirahatnya dibandingkan dengan mereka yang WFO.

WFH dan WFO dari Aspek Beban Amalan

Pahala bagi kriteria 3 berlipat ganda dibandingkan dengan kriteria 1 dan 2 jika ikhlas dan sabar menjalani. Setiap salat kita berikrar dengan salah satu firman Allah dalam QS Al An’am ayat 162: Sesungguhnya sholatku, ibadah (sembelihan) ku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.

Mengacu pada ayat tersebut jelas, porsi aktivitas hidup manusia lebih banyak waktunya dibandingkan dengan aktivitas lainnya. Jika ditelisik, berapa lama waktu yang kita habiskan untuk sholat setiap harinya? Bisa jadi tidak lebih dari 1 jam dari 24 jam waktu yang tersedia. Nusuk atau ibadah dengan sembelihan atau qurban pun hanya dilaksanakan setahun sekali saat idul adha. Demikian pun dengan kematian yang juga datang hanya sesaat. Aktivitas hidup justru menjadi manifestasi terbesar bagi manusia untuk mengumpulkan pahala. Jadi, tidak seharusnya manusia mengeluh melaksanakan aktivitas hidupnya di luar sholat dan nusuk, karena hakikatnya dari situlah manusia mengumpulkan amal kebaikan. Aneh kiranya, jika manusia mengeluh melakukan rutinitas hariannya seperti membersihkan rumah, mencuci, mengepel, memasak, menyeterika, menyapu, mengasuh anak, antar jemput anak atau merawat diri sendiri. Dikeluhkan atau tidak, ikhlas atau tidak toh semua itu harus dikerjakan. Tinggal memilih ingin yang berbobot pahala atau tanpa mendapat pahala apapun.

Kesimpulannya, WFO atau WFH adalah ketetapan Allah yang dianugerahkan melalui pemikiran manusia. Jika Allah tak menuliskan di lauhmahfuz terjadinya pandemi Covid-19, bisa saja tidak terbersit untuk membuat WFH ataupun WFO. Langkah bijaknya adalah :

1. 1.     Syukuri apa yang dianugerahkan Allah

1. 2Jalani semua ketetapan-Nya dengan sabar dan ikhlas

   3. Mereka yang WFO menghormati yang WFH karena ternyata beban WFH itu berlipat ganda (khusus bagi kriteria 3)

 

JANGAN MEMANJAKAN DIRI DENGAN MUDAH MENGELUH KARENA SEMUA YANG TERJADI SUDAH MENJADI KEHENDAK DAN KETETAPAN YANG MAHA BERKEHENDAK, ALLAH SWT