Selasa, 25 Agustus 2020

Berguru Pegiat Literasi NTT




BERGURU MENULIS INSPIRASI DARI PEGIAT LITERASI NTT

Waktu terus bergulir, aktivitas pun terus mengalir. Tak putus memang, karena waktu terus berjalan membuka lembaran-lembaran sejarah. Begitu dengan saya dalam menjalani aktifitas. Selesai mengikuti kegiatan Kelas Menulis Bersama Omjay yang diselengarakan PGRI Pusat, saya lanjut mengikuti Kelas Menulis Inspirasi yang diisiniasi Bunda Lilis.
Ditemani lantunan lagi instrumentalia dari Kenny G., saya mulai menyimak materi dari sang nara sumber, motivator, inspirator, sekaligus penulis best seller Guru adalah Inspirasi. Beliau adalah Ibu Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno, SH. Malam ini, 24 Agustus 2020 beliau menyajikan materi Cara Praktis Menulis. Pertemuan ini adalah kali kedua saya mengikuti materi dari Bunda Lilis, panggilan akrab saya kepada beliau. Saya tak sendiri mengikuti kelas ini, karena di anggota grup tercatat ada sekitar 45 nomor HP.
Pertemuan malam ini dimoderatori seorang penulis, guru hebat sekaligus kolega saya di Kelas Menulis Omjay, Bapak Sahat Serasi Naibaho,S.Si.,Gr. Beliau adalah Guru bidang studi IPA di SMPN 2 Dolok Sigompulon, Kab. Padang Lawas Utara, Prop. Sumatera Utara. Pak Sahat dengan gaya luwesnya memperkenalkan nara sumber kepada para peserta sekaligus membuka pertemuan.
Setelah moderator membuka pertemuan, Bunda Lililis langsung tancap gas menyajikan materi. Bunda Lilis mengajak para peserta untuk menyimak profil beliau dalam bentuk power point. Kata Bunda Liilis “Tak kenal maka tak sayang, supaya bisa kenal lebih dekat dengan saya, bersama ini saya kirim profil saya dalam power point”. Penasaran juga ingin lihat profil lengkap beliau, karena di kelasnya Omjay dulu profilnya singkat disajikan dalam file word. Tapi sayang HP dan jaringan inet di tempat saya tak bersahabat dengan file profil Bunda Lilis yang ukurannya 53 MB. Ternyata tidak hanya saya yang kesulitan membuka, peserta lain ternyata merasakan hal yang sama.
Tak patah arang, saya segera fokus mengikuti pemaparan Bunda Lilis. Kali ini Bunda Lilis mengirimkan file presentasi materi berukuran 6 MB. Sempat muter-muter di HP saat membuka filenya, tapi akhirnya berhasil. Bunda Lilis mengatakan bahwa materi itu merupakan warisan dari Bu Kanjeng, pemilik program menulis dan pasti jadi buku.
Membaca lembar demi lembarnya, materi dalam presentasi sangat menarik. Dimulai dengan profil Bunda Lilis, berbagai buku yang ditulis maupun buku yang beliau menjadi editornya, kata-kata mutiara untuk pemacu semangat menulis, hingga materi inti. Menyimak materi kendala dalam menulis, saya jadi instropeksi diri bahwa saya juga pernah mengalami hal yang sama. Alasan tidak memiliki waktu dan tidak berani menerima kritik itulah yang paling berat saya rasakan.
Materi menulis yang disajikan cukup banyak mulai slide 13 hingga 51. Setelah mendalami lembar demi lembar, ternyata untuk menjadi penulis itu kuncinya adalah diri kita sendiri. Saat kita sudah mau, maka gerbang menulis itu akan terbuka lebar. Agar mau, maka harus mau membuka diri dengan mengikuti kelas Menulis Buku Inspirasi seperti ini.
Bunda Lilis mencontohkan salah satu tulisan berjudul MAKAO yang selengkapnya dapat dibaca di https://www.blogger.com/blog/post/edit/1673147257720694480/8925025669213772712. Dalam tulisan tersebut betapa mudahnya menulis. Dari sekedar ide beliau ingin memasak makao dengan bahan sawi, tauge, wortel, daun bawang, kol/kubis jadilah tulisan yang orientasinya menunjukkan keahlian seorang ibu hingga pemaparan mengenai manfaat berbagai jenis sayuran. Tujuan dari kisah ini adalah agar anak-anak mudah diajak makan sayur. Memang hebat Bundaku yang satu ini, apa saja bisa jadi tulisan. Apa resepnya Bunda? Bunda Lilis memberikan clue “Jangan pernah mimpi menjadi penulis, jika Ibu dan Bapak tak mau membaca”
Bunda Lilis mengobarkan semangat para peserta bahwa “Menulis itu Mudah”, “Menulis Semudah Ceplok Telur”. Kuncinya “buka laptop.....tulis....tulis....tulis....tulis...tutup laptop.......refreshing ..... buka laptop.... tulis....”. Menulis kadang harus nyuekin orang. Lho kok? Bunda Lilis mengatakan “NGGAK PERLU MIKIRIN ORANG SUKA ATAU TAK SUKA PADA TULISAN KITA, POKOKNYA NULIS SAJA, NGALIR SAJA NULISNYA”.
Melalui contoh tulisan berjudul Corona, Bunda Lilis untuk kedua kalinya menunjukkan betapa mudahnya menulis. Sebenarnya hal yang membuat sulit dalam menulis adalah PIKIRAN KITA SENDIRI. Ketika kita berpikir MENULIS ITU SULIT maka KESULITANLAH YANG ADA DALAM JIWA KITA SEMUA. Saat sudah mulai gemar menulis, maka akan membuat orang kecanduan. Setiap ada moment selalu menjadi tulisan seperti yang dicontohkan Bunda Lilis.
Pada akhir pemaparan Bunda Lilis memberikan oleh-oleh berupa presentasi mengenai Menulis Inspirasi yang isinya memang sangat menginspirasi. Bunda Lilis membagikan tips “9 Cara Mencari dan Mendapatkan Inspirasi Menulis” sebagai berikut :
1.    Membaca Postingan pada Bloger
2.    Membaca Buku Penulis Terkenal
3.    Menuliskan Pengalaman Selama Seharian
4.    Membuka Tabungan Ide
5.    Menulis Bebas
6.    Membaca Postingan-Postingan Lama Hasil Tulisan Sendiri
7.    Tutup Pintu (Lupakan Hal Negatif tentang Draf Kasar)
8.    Mendengarkan Suara Pembaca
9.    Pastikan Kita Bahagia
Mengikuti pemaparan Bunda Lilis seolah terbang ke dunia mimpi menjadi penulis handal. Semoga saya bisa mengikuti jejak Bunda Lilis menjadi penulis yang handal.

Lereng Lawu, 24 Agustus 2020

Previous Post
Next Post

4 komentar:

  1. Aamiin...
    Semoga menjadi narasumber handal juga.
    Insya Allah jika ke Jawa bisa main ke rumah Pak Eko.
    Silaturahmi dan jalan2 di lereng gunung lawu. Salam untuk ibu dan anak-anak Pak Eko semuanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Bunda. Pintu terbuka menyambut kedatangan Bunda.

      Hapus
  2. Luar biasa pak.. Tetap semangat..💪🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Pak Sahat...sukses selalu untuk Bapak.

      Hapus