BERGURU
MENULIS INSPIRASI DARI PEGIAT LITERASI NTT
Waktu terus bergulir,
aktivitas pun terus mengalir. Tak putus memang, karena waktu terus berjalan membuka
lembaran-lembaran sejarah. Begitu dengan saya dalam menjalani aktifitas. Selesai
mengikuti kegiatan Kelas Menulis Bersama Omjay yang diselengarakan PGRI Pusat, saya
lanjut mengikuti Kelas Menulis Inspirasi yang diisiniasi Bunda Lilis.
Ditemani lantunan lagi
instrumentalia dari Kenny G., saya mulai menyimak materi dari sang nara sumber,
motivator, inspirator, sekaligus penulis best seller Guru adalah Inspirasi.
Beliau adalah Ibu Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno, SH. Malam ini, 24 Agustus
2020 beliau menyajikan materi Cara Praktis Menulis. Pertemuan ini adalah kali
kedua saya mengikuti materi dari Bunda Lilis, panggilan akrab saya kepada beliau.
Saya tak sendiri mengikuti kelas ini, karena di anggota grup tercatat ada sekitar
45 nomor HP.
Pertemuan malam ini dimoderatori
seorang penulis, guru hebat sekaligus kolega saya di Kelas Menulis Omjay, Bapak
Sahat Serasi Naibaho,S.Si.,Gr. Beliau adalah Guru
bidang studi IPA di SMPN 2 Dolok Sigompulon, Kab. Padang Lawas Utara, Prop.
Sumatera Utara. Pak Sahat dengan gaya luwesnya memperkenalkan
nara sumber kepada para peserta sekaligus membuka pertemuan.
Setelah moderator membuka
pertemuan, Bunda Lililis langsung tancap gas menyajikan materi. Bunda Lilis
mengajak para peserta untuk menyimak profil beliau dalam bentuk power point. Kata
Bunda Liilis “Tak kenal maka tak sayang, supaya bisa kenal lebih dekat dengan
saya, bersama ini saya kirim profil saya dalam power point”. Penasaran juga
ingin lihat profil lengkap beliau, karena di kelasnya Omjay dulu profilnya
singkat disajikan dalam file word. Tapi sayang HP dan jaringan inet di tempat
saya tak bersahabat dengan file profil Bunda Lilis yang ukurannya 53 MB.
Ternyata tidak hanya saya yang kesulitan membuka, peserta lain ternyata
merasakan hal yang sama.
Tak patah arang, saya
segera fokus mengikuti pemaparan Bunda Lilis. Kali ini Bunda Lilis mengirimkan
file presentasi materi berukuran 6 MB. Sempat muter-muter di HP saat membuka
filenya, tapi akhirnya berhasil. Bunda Lilis mengatakan bahwa materi itu
merupakan warisan dari Bu Kanjeng, pemilik program menulis dan pasti jadi buku.
Membaca lembar demi lembarnya,
materi dalam presentasi sangat menarik. Dimulai dengan profil Bunda Lilis,
berbagai buku yang ditulis maupun buku yang beliau menjadi editornya, kata-kata
mutiara untuk pemacu semangat menulis, hingga materi inti. Menyimak materi
kendala dalam menulis, saya jadi instropeksi diri bahwa saya juga pernah
mengalami hal yang sama. Alasan tidak memiliki waktu dan tidak berani menerima
kritik itulah yang paling berat saya rasakan.
Materi menulis yang
disajikan cukup banyak mulai slide 13 hingga 51. Setelah mendalami lembar demi
lembar, ternyata untuk menjadi penulis itu kuncinya adalah diri kita sendiri.
Saat kita sudah mau, maka gerbang menulis itu akan terbuka lebar. Agar mau,
maka harus mau membuka diri dengan mengikuti kelas Menulis Buku Inspirasi
seperti ini.
Bunda Lilis mencontohkan
salah satu tulisan berjudul MAKAO yang selengkapnya dapat dibaca di https://www.blogger.com/blog/post/edit/1673147257720694480/8925025669213772712.
Dalam tulisan tersebut betapa mudahnya menulis. Dari sekedar ide beliau ingin memasak
makao dengan bahan sawi, tauge, wortel, daun bawang, kol/kubis jadilah tulisan
yang orientasinya menunjukkan keahlian seorang ibu hingga pemaparan mengenai
manfaat berbagai jenis sayuran. Tujuan dari kisah ini adalah agar anak-anak mudah
diajak makan sayur. Memang hebat Bundaku yang satu ini, apa saja bisa jadi
tulisan. Apa resepnya Bunda? Bunda Lilis memberikan clue “Jangan pernah mimpi
menjadi penulis, jika Ibu dan Bapak tak mau membaca”
Bunda Lilis mengobarkan
semangat para peserta bahwa “Menulis itu Mudah”, “Menulis Semudah Ceplok Telur”.
Kuncinya “buka laptop.....tulis....tulis....tulis....tulis...tutup
laptop.......refreshing ..... buka laptop.... tulis....”. Menulis kadang harus nyuekin
orang. Lho kok? Bunda Lilis mengatakan “NGGAK PERLU MIKIRIN ORANG SUKA ATAU TAK
SUKA PADA TULISAN KITA, POKOKNYA NULIS SAJA, NGALIR SAJA NULISNYA”.
Melalui contoh tulisan
berjudul Corona, Bunda Lilis untuk kedua kalinya menunjukkan betapa mudahnya
menulis. Sebenarnya hal yang membuat sulit dalam menulis adalah PIKIRAN KITA
SENDIRI. Ketika kita berpikir MENULIS ITU SULIT maka KESULITANLAH YANG ADA
DALAM JIWA KITA SEMUA. Saat sudah mulai gemar menulis, maka akan membuat orang
kecanduan. Setiap ada moment selalu menjadi tulisan seperti yang dicontohkan
Bunda Lilis.
Pada
akhir pemaparan Bunda Lilis memberikan oleh-oleh berupa presentasi mengenai
Menulis Inspirasi yang isinya memang sangat menginspirasi. Bunda Lilis membagikan tips “9 Cara Mencari dan
Mendapatkan Inspirasi Menulis” sebagai berikut :
1. Membaca Postingan pada
Bloger
2. Membaca Buku
Penulis Terkenal
3. Menuliskan Pengalaman
Selama Seharian
4. Membuka Tabungan
Ide
5. Menulis
Bebas
6. Membaca Postingan-Postingan
Lama Hasil Tulisan Sendiri
7. Tutup
Pintu (Lupakan Hal Negatif tentang Draf Kasar)
8. Mendengarkan Suara Pembaca
9. Pastikan Kita Bahagia
Mengikuti pemaparan Bunda
Lilis seolah terbang ke dunia mimpi menjadi penulis handal. Semoga saya bisa
mengikuti jejak Bunda Lilis menjadi penulis yang handal.
Lereng Lawu, 24 Agustus
2020
Tags:
Kelas MBI
Aamiin...
BalasHapusSemoga menjadi narasumber handal juga.
Insya Allah jika ke Jawa bisa main ke rumah Pak Eko.
Silaturahmi dan jalan2 di lereng gunung lawu. Salam untuk ibu dan anak-anak Pak Eko semuanya.
Terima kasih Bunda. Pintu terbuka menyambut kedatangan Bunda.
HapusLuar biasa pak.. Tetap semangat..💪🙏
BalasHapusTerima kasih Pak Sahat...sukses selalu untuk Bapak.
Hapus