Sebelum memulai materi, baru saya sadari bahwa
dalam empat malam terakhir saya tampil di kelas MBI. Selasa, 1 Desember saya
menyajikan materi Menulis itu Nikmat. Lanjut hari Kamis, 3 Desember 2020 saya
didapuk menjadi moderator mendampingi Pak Nafrizal Eka Putra, M.Pd.
Jum'at malam, 4 Desember 2020, saya tampil lagi sebagai narasumber dengan
tema 'The Power of "Pada suatu hari". Bingung juga...kok kayak acara
One Man Show-nya Mas Thukul ya...padahal banyak nara sumber hebat di kelas MBI
lho...
Yah...begitulah takdir kehidupan yang harus
berjalan. Capek???? Alhamdulillah tak terasa sedikitpun rasa capek...Justru
sebaliknya, sangat senang karena bisa berbagi pengalaman dalam menulis. Meski
mempersiapkan materi presentasinya harus berpacu dengan waktu di tengah
himpitan kesibukan yang tak henti.
Membaca
judul tema kesannya...wouw...ngeri....bingung.... Lho, kenapa emang.... ????
Judul
tema-nya sekilas kereen.....! Sok gaya ke-Inggris-inggrisan gitu loh .... !!!
Tapi
ngeri juga....kok "Pada suatu hari" ada powernya....jangan-jangan
kiamat nih, seremmmm...!!!
Akhirnya
bingung....emang "Pada suatu hari" ada kekuatan apaan...?
Tema itu dipilih untuk menjawab rasa penasaran
sahabat MBI, saat saya menyajikan teman Menulis itu Nikmat. Pada salah satu
materi saya menjelaskan jurus jitu menulis mudah.
dok. pribadi
Jurus pertama itulah yang
membuat orang penasaran, yaitu "Pada suatu hari". Ah...aneh.... jurus
apaan tuh...??? Ya emang aneh....kalau tak paham jadinya malah bingung. Ide
jurus itu memang didasari pada pengalaman pada masa sekolah dulu. Tujuannya
agar sahabat MBI segera terbangun dari mimpi dengan mulai menulis. Teknik
menulis itu tak sulit, yaitu :
"Mulailah
menulis, jangan berpikir. Berpikir itu nanti saja. Yang penting menulis dulu.
Tulis draft pertamamu itu dengan hati. Baru nanti kau akan menulis ulang dengan
kepalamu. Kunci utama menulis adalah menulis, bukannya berpikir." (James
Whitfield Ellison)
Kunci
utama menulis adalah menulis, bukannya mikir.Tapi tetep mikr juga ah...mikirnya
kalau kunci untuk mengawali sebuah tulisan apa??? Makanya biar tak bingung
pakai jurus di atas tuh...!!!
Ada
apa dengan "Pada suatu hari"?
Saya bawa sahabat MBI untuk mengenang kegiatan
pembelajaran waktu di sekolah dasar. Masih ingat saat mengarang di Sekolah
Dasar....???? Saat mulai membuat karangan, biasanya kita menggunakan kalimat "Pada
suatu hari" ....." Bermula dari kalimat itulah ide di kepala muncul,
yang kadang tak disadari. Untaian kata demi kata seperti kereta api....sambung
menyambung menjadi tulisan... Semua tugas dari guru pun selesai...hingga kita
lulus SD...SMP...SMA...
Kini setelah sekian puluh tahun, kita bilang
"Aku bingung...ndak bisa nulis...!!!" Lho....emang waktu mengarang di
sekolah itu bukan kegiatan menulis...??? Itu menulissss...... Lantas kalau itu
menulis, kenapa sekarang bilang tidak bisa menulis? Bisa jadi penyebabnya kita
lupa sejarah bahwa kita dulu pernah menulis. Dulu enjoay dan percaya diri pakai
"Pada suatu hari" di awal tulisan, namun sekarang mungkin sudah lupa
atau malu karena sekilas "Remeh banget, gue khan orang tua....masak pake kalimatnya
anak-anak...ogah...!!!"
Belum puas juga....??? Masih ingat saat guru
mendongeng....???? Di awal cerita bapak atau ibu guru biasanya juga memulai
pembicaraan dengan "Pada suatu hari". Bahkan Buku dongeng berbahasa
Inggris pun banyak yang diawali dengan kata "Once upon a time",
"One day" atau yang intinya mengarah pada terminologi waktu.
Ndak sadar khan...kita semua ini sebenarnya adalah
penulis... Kita ini penulis dan kemampuan menulis kita sudah diasah semenjak
sekolah dasar.
dok.
pribadi
Kenapa butuh "Pada suatu hari"?
Simak
gambar berikut ini ya...!!!
dok.
pribadi
Ibarat ide dengan menulis itu
adalah air yang mengalir dalam keran. Saya yakin, sejuta ide ada di kepala kita
masing-masing. Tapi karena terlalu banyak mikir, ide-ide itu menguap begitu
saja. Apa sih yang dipikirin??? Biasanya mikir mau nulis apa, mulai dari mana,
kata apa... Nah...biar ndak buntu atau tersumbat aliran idenya...makanya
penutup ide yang namanya kebuntuan di puter...caranya mengawali tulisan dengan
"Pada suatu hari".
Yakin dah...pasti bisa nulis meski awalnya hanya
satu kalimat... Kalau satu kalimat terbentuk...maka ide akan mengalir untuk
membuat kalimat lanjutannya... Misalnya : "Pada suatu hari aku berangkat
ke kantor .......". Masak ndak bisa menemukan ide dengan kalimat
itu....??? Ya tinggal lanjutin aja dengan kantornya dimana, jam berapa
berangkatnya, sama siapa, naik apa, lewat mana, selama perjalanan liat apa,
kondisi jalan bagaimana, sampai tujuan jam berapa,...... Nah..mengalir khan...
dok.
pribadi
Intinya penggunaan "Pada
suatu hari" di awal tulisan, merupakan teknik untuk memecah kebuntuan dalam
mengawali tulisan. Sulitnya menemukan kata pertama memang menjadi syndrom yang
banyak dialami penulis pemula. Jika kebuntuan bisa terpecahkan maka ide dapat
dituliskan dengan lancar. Selanjutnya terserah Anda....kata iklan demikian...
Jadi sudah mulai paham khan...Ternyata kekuatan "Pada suatu hari"
cukup signifikan ya...!!!
Apa
hebatnya "Pada suatu hari"?
Sesuatu yang kecil dan dianggap remeh bisa jadi
memiliki manfaat yang besar atau justru sebaliknya. Demikian juga dengan
kalimat "Pada suatu hari" yang kelihatannya remeh banget....kekanakan
banget...gampangan banget.... Eee...punya kehebatan yang luar biasa, yaitu bisa
membuka keran untuk mulai menulis, bisa jadi buku, puisi, lagu, dongeng. Orang
bingung pun dengan menggunakan "Pada suatu hari" pun akan bisa
menulis. Ndak percaya??? Simak berikut ini!!
dok.
pribadi
Percaya khan.... Selanjutnya bisa jadi puisi
seperti karya Sapardi Djoko Damono berjudul "Pada Suatu Hari Nanti"
berikut ini !
dok.
pribadi
Saya juga buat puisi dengan makna power "Pada
suatu hari" dengan judul "Kebuntuan"
dok.
pribadi
Selengkapnya dapat dibaca di sini.
Bisa
jadi bagian lirik lagu seperti lagu berjudul "Dia" yang dinyanyikan
sekaligus dipopulerkan Anji berikut ini !
dok.
pribadi
Bisa jadi buku berjudul "Pada Suatu Hari --
Malam Wabah" yang ditulis oleh Sapardi Djoko Damono berikut ini !
dok.
pribadi
Bisa jadi dongeng seperti dongeng "Tupai dan
Kelinci Pemalas" berikut ini !
dok.
pribadi
Berhentikah hanya pada
kalimat "Pada suatu hari"? Tentu tidak, Setelah "Pada suatu
hari" maka perlu pemahaman baiknya menulis apa... Jawabannya tulis saja
isi hati. Apa yang dikata hati, tuliskan...tuliskan...tuliskan...itu sebagai langkah
awal untuk memulai menulis.
"Pada
suatu hari" pun jika sudah terbiasa menulis bisa diikuti kata-kata yang
bervariasi dengan rasa yang berbeda-beda .....
"Pada
suatu hari", saat sang surya mulai merona....
"Pada
suatu hari", sepuluh tahun yang lalu ....
"Pada
suatu hari", dikala ayam jantan berkokok ....
"Pada
suatu hari", bersamaan dengan datangnya ......
"Pada
suatu hari", di persimpangan jalan desa ....
"Pada
suatu hari", saat aku menemani ayah ....
Bisa
juga variasinya terletak pada kalimat "Pada suatu hari" contohnya
Di
suatu hari ....
Saat
matahari tenggelam ....
Saat
hujan rintik-rintik ...
Saat
aku duduk di SD ....
Saat
aku masih remaja ....
Suatu
hari, di bulan Desember sepuluh tahun lalu ...
Suatu
ketika, aku berjumpa dengan ....
Suatu
masa, di mana belum ada yang punya ....
Pada
suatu pagi .....
Jadi banyak variasi yang bisa dijadikan alternatif.
Intinya bahwa "Pada suatu hari" hanyalah kalimat pemancing, yang
tidak berarti apa-apa saat kita tidak segera menulis....
Emang
hanya "Pada suatu hari" aja kata pancingannya? Masih banyak kata
pancingan untuk mengawali menulis. Selain terminology waktu, juga bisa
menggunakan terminology tempat, obyek kebendaan, subjek misalnya: aku dan
teman-teman, ibuku, ayahku, adikku. Pokoknya banyak teknik pancingannya.
Tinggal kita mood untuk menulis itu kita mulai dari mana. Namun yang saya rasa
mudah untuk dikembangkan adalah "Pada suatu hari".
Coretan
Pena Lereng Lawu
04
Desember 2020
0 komentar: