“Untuk
pemula, tidak perlu memikirkan tanda ini, tanda itu, aturan ini itunya. Cukup
tau aja di mana
titik dan koma. Saya kalo memikirkan aturan menulis jadi hilang mod saya untuk
menulis.”
Nafrizal Eka Putra merupakan sosok muda penuh
talenta yang saat ini mendedikasikan diri di UPT SDN 14 Lunang, Sumbar. Mulanya tidak tertarik dengan dunia menulis,
meskipun pernah terbersit ingin jadi penulis. Barulah sejak akhir bulan
Februari, saat negeri diterpa pandemi, mulai menyukai aktivitas menulis. Bisa
jadi karena banyak waktu tersedia karena WFH….he…he…he…
Mengawali hobinya menulis, Pak Naf, panggilan
beliau, bergabung dalam group menulis melalui WA Group yang dipelopori Om Jay,
panggilan akrab Bapak Wijaya Kusumah sang guru blogger Indonesia. Dari sekedar iseng,
akhirnya ketagihan setelah mendapat banyak materi kepenulisan dari para motivator-motivator hebat Indonesia,
seperti Dedi Dwitagama, Wijaya Kusumah, Namin AB Ibnu Solihin, Iriany, Taufik
Hidayat, Lilis Ika Herprianti Sutikno, Sri Sugiastuti, Emi Sudarwati. Semua
ilmu yang diperoleh dari motivator tersebut dituangkan dalam buku solo Pak Naf
yang berjudul “Menjadi Penulis Itu Keren”.
Dukungan ngeBlog membuat aktivitas menulis Pak Naf
semakin menjadi-jadi. Setiap hari beliau menulis di blog, mulai dari menulis
kegiatan di sekolah hingga tugas-tugas resume dari kelasnya Omjay. Semua
terekam di blog https://nafrizalekaputra.blogspot.com/?m=1. Ketagihan menulis makin merasuk jiwa karena sehari
tidak menulis rasanya ada yang kurang. Efeknya pun luar biasa karena dari
tulisan dalam blog akhirnya bisa menjadi dua buku solo karir beliau, yaitu :
Tema 1 tentang kegiatan di sekolah dengan judul
buku “Siswaku Penyemangatku”
Tema 2 tentang resume menulis bersama om jay dengan
judul buku “Menjadi penulis itu Keren”
Produktivitas menulis Pak Naf tergolong oke karena
sampai awal bulan Desember 2020 sudah berhasil menerbitkan 3 buku solo dan 5 buku
antologi.
Hebatnya lagi, produktivitas Pak Naf dalam menulis
buku justru tanpa berbekal ilmu tata
aturan menulis. Modalnya hanya keberanian
untuk memulainya. Beliau bahkan berani membuat komunitas "Teachers Club",
yang akhirnya menjadi rahim untuk melahirkan buku antologi setiap bulannya.
Bermodalkan keberanian itulah Pak Naf menyatakan
bahwa tidak ada alasan untuk tidak menulis.
Apa saja bisa ditulis, sepanjang isi tulisan tidak mengandung SARA, merendahkan atau menghina orang lain. Setelah keberanian tentunya adalah bahan yang akan
ditulis. “Tulislah apa yang terasa,
tulislah apa yg sudah kita alami, hal tersebut sangat mudah kita tuangkan dalam
bentuk tulisan”, demikian
kata Pak Naf. Misalnya hobi
memasak para ibu
dapat dibuat buku dengan cara memfoto hasil masakannya lalu posting kemudian beri narasi. Jadi deh tulisannya ..... gampang khan.....
Menulis itu bisa menggunakan media apa saja baik fisik maupun
elektronik. Media fisik misalnya menulis di buku diary atau catatan harian,
Media elektronik misalnya menulis di handphone, laptop, komputer. Tulisan-tulisan
tersebut dapat disimpan atau diposting melalui dibuku diari, Facebok, Instagram
Story, atau Blog. Salah satu contohnya yang dilakukan Bunda Lilis
yang banyak menulis di FB. Setelah terkumpul banyak tulisan, kemudian dikumpulkan
dalam tema yang sama maka jadilah sebuah buku.
Saran Pak Naf, bagi penulis pemula, jangan terlalu
pusing memikirkan tata aturan menulis. Kenapa memang ?.... Boleh
percaya boleh tidak....bagi yang baru awal menulis biasanya tidak akan jadi
menulis kalau terlalu teoritis dengan aturan menulis. Pak Naf sendiri mengakui
bahwa kalau terlalu memikirkan aturan menulis, moodnya untuk menulis jadi hilang. Rugi khan kalau begini......!!!
Penting ...tulis ...tulis... dan tulis... Tanda ini, tanda itu dan seabreg aturan menulis lainnya biarkan lewat dahulu. Asal tahu dimana titik dan koma, kelar deh itu tulisan.... Pokonya tulis
saja apa yang terasa, nanti
setelah keluar semua kata... istirahat....rekreasi.... baru dibaca
lagi tuh tulisan.... edit..... jadi deh tulisannya..... Kuncinya
percaya diri dan jadilah diri sendiri atau be
your self. Ibarat pepatah “Anjing menggonggong Kafilah Berlalu” Semua memiliki kesempatan yang sama berbekal keberanian
untuk menghasilkan karya.
Slogan Pak Naff...
Tidak perlu menunggu jadi pejabat untuk hebat.
Tidak perlu menunggu ahli untuk berbuat.
Maka segeralah berbuat untuk menulis. Jangan terlalu memikirkan hasil akhir. Jangan
pedulikan tulisan kita saat ini baik atau jelek. Jangan pikirkan apakah karya kita nanti dihargai atau tidak. Yakinlah
ada yang selalu bijak dalam menghargai karya kita yaitu Sang
Maha Pencipta. Yakinlah,
kalau sering menulis lambat laun hasil tulisan akan semakin baik dan sempurna.
Tentunya semua butuh proses lho....tidak bisa copas alias instan....he...he..he.
Hal yang terpenting adalah menulis....menulis...menulis...hingga akhirnya lahirlah karya. Seperti halnya manusia.... pada suatu hari
karya kita akan menemui takdirnya....
Oleh karena itu, bangunlah keyakinan dalam hati
bahwa kita bisa menulis. Mulailah
dari pengalaman sendiri karena dari pengalaman itulah kita akan menulis dari
hati. Apabila menulis dengan hati, maka hasilnya pun akan sampai ke hati. Ayo....ayo...ayo...mulai menulis....jangan pernah takut untuk memulai sebab Menjadi
Penulis Itu Keren
lho......!!!!!!
Ternyata, menulis itu mudah khan.... Simak caranya berikut ini ....
1.
Jangan pernah takut untuk memulai.
2.
Jangan pikirkan apakah karya kita nanti
dihargai atau tidak.
3.
Tulisan atau buku itu akan baik dan
sempurna seiring waktu berproses, termasuk penguasaan aturan dalam menulis
4.
Mulailah dari pengalaman sendiri.
Karena dari pengalaman itulah kita akan menulis dari hati.
5.
Tulislah apa yang terasa, tulislah apa
yg sudah kita alami, hal tersebut sangat mudah kita tuangkan dalam bentuk
tulisan.
Quote :
"Selalu lah menulis, jadikan hobi, lakukan
dengan hati. Mungkin saat ini tulisanmu bukan apa2. Tapi kalo kamu konsisten
dan bersabar maka tulisanmu bisa jadi luar biasa. Tidak ada yang tidak mungkin
selagi kamu berusaha. Ibarat anak yang baru pandai berjalan. Ia akan selalu
bangkit meskipun berkali kali jatuh, dan pada akhirnya dia akan berdiri kokoh
" (Pak Guru Ganteng)
Mantap pak,,,benar pak,,, jangan terlalu banyak berpikir tentang aturan aturan yang membuat kita ragu dan tidak jadi mwnmenu,,, tetap semangat dan teruslah menulis
BalasHapusTerima kasih Pak Sahat...fast respon....kebanyakan yang ndak segera menulis itu terlalu takut kalau tulisan saya ndak sesuai dengan aturan ini itu...
HapusMantap pak eko,,, semangat pak eko, maju terus pantang mundur,,,, menulis, menulis, menulis 💪
BalasHapusSiap Uda....Ayo uda kita berkolaborasi nulis buku....
Hapus