Kamis, 03 September 2020

Tantangan Serba Pertama

MENGUKIR PRESTASI MEMAHAT PRASASTI 

Mulanya biasa saja
Kita saling bersua
Di kelas lewat WA
Semua biasa saja

Tak pernah kubayangkan
Dijapri Bunda Lilis
Tulis Kisah Inspirasi
Menyatu dalam mimpi

Malam Rabu begini
Aku memoderasi
Menemani Pak Sahat
Mengobarkan Semangat

Ditemani sang istri
Memberi inspirasi
Di dalam kelas ini
Akhirnya ku Berbagi

Lirik di atas saya gubah dari lagu “Mulanya Biasa Saja” ciptaan Pance Pondaag dan dibawakan aktris sekaligus penyanyi Meriam Bellina. Lagu itu cocok untuk menggambarkan kondisi saya saat mengikuti WAG Menulis Buki Inspirasi.

Ya, awalnya memang biasa saja bergabung dalam kelas menulis online melalui WA Grup. Pertama kali mengenal kelas menulis online melalui web PGRI Pusat yang akhirnya membawa saya mengikuti Kelas Menulis Gratis Omjay. Berada dalam kelas tersebut bertemulah saya dengan para peserta dan nara sumber seantero nusantara. Permulaan kelas sempat bingung dan hampir keluar dari group karena tidak seperti yang saya harapkan.

Meski pertemuan pertama kurang begitu menggoda, tapi selanjutnya terserah Anda. Ibarat minum secangkir kopi, lama kelamaan akhirnya nikmat juga. Itulah yang saya rasakan kemudian. Kelas pun saya ikuti sampai selesai. Tak cukup sampai di situ, saking nikmatnya, kelas-kelas menulis online lainnya saya ikuti. Tercatat hingga saat ini di HP saya ada enam grup menulis online yang saya ikuti.

Nah, di kelasnya Omjay itulah saya mengikuti materinya Ibu Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno, SH., dengan materi Menulis Inspirasi. Beliau memberikan tantangan menulis resume dari materi yang dipaparkan beliau. Saya nyaris tidak mengikuti tantangan tersebut, karena di awalnya tantangan hanya diberikan kepada pembuat dan pengirim resume tercepat. Saya sadar kalau harus cepat, kalah deh sama para penulis hebat lainnya. Soalnya, selama mengikuti kelas ini, pasti sudah ada standby yang mengirimkan resume begitu nara sumber selesai memaparkan materinya.

Namun, ternyata takdir memang harus mempertemukan saya lebih dekat dengan Bunda Lilis, panggilan Ibu Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno, SH. Melalui chat WA yang beliau share, syarat tantangan tidak lagi pengirim resume tercepat, tapi terbaik. Iseng-iseng coba mengikuti tantangan dengan mengirimkan tulisan berjudul “BUNDA LILIS SUTIKNO: SANG PENDEKAR MENULIS INSPIRATIF DARI NTT’. Naskah lengkapnya dapat dibaca di blog : http://maseko1275.blogspot.com/2020/08/bunda-lilis-sang-pendekar-menulis.html.

Respon Bunda Lilis diluar dugaan saya. Biasanya saya hanya mendapat komen bagus, jos, semangat literasi, teruslah menulis. Inilah respon Bunda Lilis yang saya capture dari blog.

Respon inilah yang membuat saya makin aktif menulis di blog saya (blogger, wordpress dan kompasiana), meskipun sifat tulisan hanya remeh temeh. Berusaha keluar dari zona nyaman, karena selama ini banyak membuat buku dan tulisan yang cenderung ilmiah.

Sang mentari pun terus bergulir menjalankan tugasnya, memutar waktu mengganti hari. Hingga tibalah waktu sore hari menjelang magrib tanggal 23 Agustus 2020. Saat membuka handphone, ada grup baru dengan nama MENULIS BUKU INSPIRASI menambahkan saya sebagai salah satu anggota grup. Grup itu yang ternyata dibentuk oleh Bunda Lilis karena saya telah mengisi form menulis buku antologi tentang kisah inspirasi. Ooo..ternyata itu dasar saya dimasukkan dalam grup. Bagi saya memang wajar, karena sebelumnya saya juga dimasukkan dalam dua grup menulis buku antologi.

Senin malam, 24 Agustus 2020 kegiatan kelas online pun di mulai. Bunda Lilis selaku inisiator menjadi nara sumber pada malam itu. Beliau didampingi Bapak Sahat Serasi Naibaho,S.Si.,Gr., yang berprofesi sebagai tenaga pendidik mata pelajaran IPA di SMPN 2 Dolok Sigompulon, Padang Lawas Utara, Sumatera Utara.

Sama saat menjadi nara sumber di kelasnya Omjay, Bunda Lilis menyajikan materi dengan penuh semangat dan memotivasi. Materi yang disampaikannya pun juga menarik, yakni tentang Cara Praktis Menulis. Hasil resume pertemuan itu saya abadikan dalam blog http://maseko1275.blogspot.com/2020/08/berguru-menulis-inspirasi-daripegiat.html.

Selesai penyajian materi, saya beristirahat sejenak setelah seharian menjalankan aktivitas hari Senin yang begitu padat. Saya mengobrol dengan anak kedua saya tentang tugas daring di sekolahnya. Berselang beberapa menit kemudian ada notifikasi di handphone saya. Setelah saya buka ada grup baru menambahkan saya yakni grup “RUANG RAPAT NARASUMBER”. Ternyata Bunda Lilis yang membuat grupnya.

Grup yang kedua ini sesaat membuat saya bertanya-tanya karena hanya ada empat anggota yaitu Bunda Lilis, Pak Sahat, Pak Nengah dan saya sendiri. Mengapa saya dimasukkan dalam ruang rapat narasumber? Apa hubungan saya dengan nara sumber? Apa peran saya di grup ini? Sejurus kemudian, pertanyaan itu terjawab oleh sapaan Bunda Lilis di grup “Selamat malam para Narasumber hebat”.

Saya tertegun oleh sapaan itu karena sebelumnya tidak ada pemberitahuan apapun soal moderator, narasumber atau sejenisnya. Sesaat kemudian Bunda Lilis makin membuat saya tambah tertegun. Beliau chat “Besok Pak Sahat narasumber dan di bantu Pak Eko Moderator”. Beliau memberi tugas agar Selasa malam, 25 Agustus 2020 saya menjadi moderator menemani Pak Sahat.

Belum hilang rasa dalam dada, Bunda Lilis menulis chat “Kamis Pak Eko Narasumber... di bantu Pak I Negah yaa?...”. Membaca chat itu sontak hati kecilku berkata “Ya Allah, anugerah apa yang sedang Engkau berikan padaku”. Bergejolak rasa dalam hati antara bahagia dan was-was. Bahagia karena mendapat kesempatan untuk menjadi moderator dan nara sumber kelas menulis, dimana sebelumnya saya hanya duduk sebagai peserta. Was-was karena saya belum pernah menjadi moderator ataupun nara sumber di kelas online menggunakan chat WA. Maklum saja, saya kurang familier menulis chat dan lebih banyak menjadi penyimak saja.

Bagi saya itu adalah tantangan yang harus dijawab. Mendapat tugas tersebut, saya buka kembali chat dari kelas menulis sebelumnya. Dari situlah saya belajar instan cara dan gaya menjadi moderator maupun nara sumber. Chat dari para moderator saya simak perlahan-lahan untuk menemukan gaya yang paling komunikatif. Berbekal ilmu instan tersebut, akhirnya saya melaksanakan tugas dari Bunda Lilis.

Selasa malam, 25 Agustus 2020 pukul 19.10 WIB saya melaksanakan tantangan pertama menjadi moderator. Awalnya memang canggung karena harus menulis segalanya di chat WA. Saya berusaha sekomunikatif mungkin dengan mengawali mengucapkan salam pembuka, memperkenalkan diri saya dan nara sumber. Saya juga menyampaikan kepada para peserta bahwa kegiatan terbagi menjadi dua sesi yaitu pemaparan dari nara sumber pada sesi 1 dan tanya jawab pada sesi 2. Mengawali kegiatan sesi pertama, saya menyerahkan sepenuhnya kelas kepada Pak Sahat selaku nara sumber.

Selama dua jam lebih saya memandu jalannya kegiatan dengan segenap kemampuan yang saya miliki. Maklumlah, pengalaman pertama tentu sangat banyak kekurangan. Setelah menutup kegiatan, barulah saya lega telah menuntaskan tugas. Perasaaan yang bekecamuk sejak pagi akhirnya sirna. Entah bagaimana tanggapan peserta maupun nara sumber yang lain, yang jelas saya sudah menjawab tantangan. Tantangan itu akan menjadi kenangan abadi. Kenangan yang terukir indah hingga akhir usia dan kelak saya ceritakan kepada anak cucu saya.

Tantangan berikutnya sudah menghadang yaitu menjadi nara sumber. Mengingat waktu yang mendadak dan belum pernah mengisi kelas online melalui grup WA, saya memanfaatkan ilmu dari ringkasan puluhan resume dari kelas menulis Omjay. Ringkasan resume yang akan saya terbitkan menjadi buku itu berjudul “Resep NIKMAT dalam Menulis”. Segera saya ringkas menjadi bentuk power point yang mencakup semua materi yang ada.

Namun dalam rapat Rabu malam, Bunda Lilis memberi tahu kalau ada perubahan jadwal. Sebenarnanya tanggal 27 Agustus 2020, saya didapuk menjadi nara sumber kelas Menulis Buku Inspirasi. Namun rencana itu urung terwujud dikarenakan terjadi pergeseran jadwal. Bapak Thomas sebagai narasumber pada Jum’at malam, 28 Agustus 2020 berhalangan hadir karena harus menjadi nara sumber di acara lain. Akhirnya beliau yang menjadi nara sumber pada pertemuan Kamis malam.

Dikarenakan pergeseran jadwal itulah, saya juga tidak dapat menjadi nara sumber pada Jum’at malamnya. Malam itu saya ada kegiatan kemasyarakatan. Untuk mengisi kekosongan, kegiatan diisi oleh Bunda Lilis dengan dimoderatori Pak Sahat. Akhirnya saya dapat mengukir kisah menjadi nara sumber pada hari Senin malam, 31 Agustus 2020, bertepatan dengan penghujung akhir bulan Agustus 2020.

Sejak Senin pagi, rasa grogi sudah mulai menghantui. Maklumlah, karena menjadi nara sumber kelas online ini merupakan pengalaman saya yang pertama. Pagi menjelang siang Pak Sahat sudah menanyakan biodata dan slide presentasi. Segera saya kirimkan agar bisa dishare di grup kelas. Selepas siang, profil saya sudah terpampang di grup kelas.

Selepas kantor hingga menjelang magrib, saya mempersiapkan materi melalui Ms Word. Tujuannya agar saat memberi penjelasan dapat saya copas di chat WA sehingga kelas berjalan lancar. Saya juga membuat capture dari slide presentasi berikut keterangan pendukungnya. Hal ini saya maksudkan untuk mengantisipasi jika terjadi kendala jaringan sehingga slide tidak dapat terkirim.

Sejak pukul enam petang, Pak Sahat sudah mulai mengedarkan absensi kelas serta mengecek kesiapan peserta dibantu Bunda Lilis. Format kegiatan pun berubah dari semula pertanyaan tidak langsung menjadi pertanyaan langsung. Pada pertemuan sebelumnya penanya harus mengirimkan jawaban kepada moderator baru dikirimkan ke grup kelas. Jadi lengkaplah tantangan yang harus saya hadapi. Malam itu juga istimewa karena di grup hadir para dosen hingga profesor. Pesertanya pun juga luar biasa mencapai 105 anggota.

Pukul 19.05 WIB, kegiatan pun mulai dilaksanakan. Seperti biasanya Pak Sahat membuka pertemuan, mengkondisikan para peserta dan memberikan sambutan dengan Tari Gambyong menyambut kehadiran saya di kelas. Awal pertemuan saya mengisahkan bagaimana mulanya saya suka menulis hingga akhirnya mengobarkan semangat peserta untuk menulis dan menulis.

Materi utama yang saya sampaikan adalah resep NIKMAT dalam menulis yaitu Niat, Ide, Konsistensi, Motivasi, Alat dan Time/Timing. Saya bawakan materi dalam bentuk chat yang sudah saya persiapkan. Sebagian capture tidak dapat terkirim karena gangguan jaringan internet. Untunglah Pak Sahat cukup tanggap mengatasi situasi tersebut.

Selepas pemaparan materi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Ternyata para peserta antusias menyimak. Terbukti beberapa materi menjadi fokus perhatian yaitu penggunaan aplikasi memo/catatan untuk menulis, konsep habitual dalam menulis, blog walking hingga nikmatnya dalam menulis. Satu per satu pertanyaan saya jawab dengan pengetahuan yang saya miliki.

Akhirnya kegiatan berakhir jam 21.00 WIB. Perasaan saya sangat lega karena sempat khawatir tidak dapat menjawab pertanyaan dari peserta. Semua seolah terbayar dengan apresiasi dari para peserta dan nara sumber lainnya. Bunda Lilis bahkan menulis chat berikut:
Chat yang sangat menginspirasi saya untuk terus berkarya berbagi dan menulis. Semua terwujud juga berkat inspirasi yang diberikan Bunda Lilis. Jika Bunda Lilis tidak membawa saya terbang ke NTT mengikuti kelas MBI tentunya saya tidak akan pernah berkesempatan menjadi moderator maupun nara sumber. 

Terima kasih teruntuk Bunda Lilis yang juga telah memilih saya menjadi pemenang hati Bunda saat membuat resume materi beliau di kelas menulisnya Omjay. Kesempatan yang telah diberikan adalah anugerah sekaligus hadiah yang sangat luar biasa bagi saya. 

Keberhasilan menunaikan tugas sebagai moderator maupun nara sumber terus akan terukir menjadi prasasti dalam hati sebagai sebuah prestasi. Prestasi yang telah diapresiasi oleh para peserta sekaligus nara sumber yang lain. Prestasi yang menjadi langkah awal untuk membuka lembar-lembar prestasi berikutnya.  

Saya mengajak kepada para rekan-rekan semua, marilah terus mengasah kemampuan menulis. Menulis bukan soal bakat, namun merupakan kebiasaan yang apabila dilakukan secara konsisten akan menjadikan kita terampil dalam menulis. Selain itu, terimalah setiap tantangan yang datang terlebih dalam menulis. Bisa jadi itu akan menjadi jalan bagi rekan-rekan semua menemui takdir menulis. 

Terima kasih Bunda Lilis, rekan-rekan nara sumber dan para penulis hebat. Marilah terus berkarya dan saling menguatkan.

Lereng Lawu, 03 September 2020



 
Previous Post
Next Post

2 komentar:

  1. Alhamdulillah, bisa memberi ilmu walau sedikit saja. Terus berkarya Pak Eko...

    BalasHapus
  2. Keren x tulisan pak Eko ini bah....

    BalasHapus