AYO PRODUKTIF MENULIS
Pertemuan ke-15 “Belajar Menulis Bersama
Omjay dkk”, tanggal 03 Juli 2020 menghadirkan nara sumber yang banyak asam
garam dalam menulis. Sosok yang akan genap berusia 45 tahun pada 19 Juli
mendatang ini merupakan seorang dosen dan pakar kepenulisan. Beliau adalah Dr. Ngainun Naim. Membaca curriculum
vitae yang dishare Omjay sebelum acara dimulai, hanya decak kagum terucap atas
produktivitas menulis beliau yang luar biasa. Lebih dari 25 buku yang telah
ditulis dan terbitkan. Itupun belum termasuk 14 artikel yang telah beliau
jurnalkan.
Dr. Naim pun membagikan pengalamannya
bagaimana agar produktif menulis. Pada pengantarnya, Dr. Naim menyatakan bahwa
guru adalah kunci penting dalam dunia pendidikan. Jika guru berkualitas, besar
kemungkinan kelas yang diajarnya juga berkualitas. Tapi jika gurunya kurang
berkualitas, tentu hasil pembelajarannya juga kurang sesuai dengan harapan.
Salah satu kunci penting peningkatan
kualitas guru adalah dengan membangun budaya literasi. Literasi berarti budaya
membaca dan menulis. Seorang guru yang mau terus membaca buku
dan menulis memiliki peluang untuk semakin meningkat kualitas dirinya. Semakin
banyak buku yang dibaca, semakin banyak karya yang dihasilkan, maka akan
memiliki kontribusi penting bagi kemajuan pendidikan.
Agar dapat produktif menulis, maka perlu
mengetahui kunci-kunci penting dalam menulis. Kunci adalah alat pembuka. Jadi ketika
mendapatkan kunci, maka harus difungsikan sehingga dapat memberikan manfaat. Ada
enam kunci produktif menulis adalah sebagai berikut :
KUNCI PERTAMA : MOTIVASI.
Motivasi dalam menulis
perlu ditata sejak awal. Tanyakan pada diri sendiri, apa motivasi dalam. Ada beberapa
motivasi dalam menulis yaitu :
1. Motivasi karir. Mencermati komposisi anggota grup
menulis, bahwa menulis merupakan aktivitas yang berkaitan erat dengan profesi
peserta. Implikasinya, semakin mahir menulis maka semakin lancar karir yang ditempuh.
2. Motivasi materi. Menulis dapat menghasilkan
honor. Bagi penulis yang sangat terkenal, honor akan sangat berlimpah karena bukunya
mengalami cetak ulang. Namun jumlah mereka yang beruntung dari materi ini tidak
terlalu banyak. Sebagian besar penulis justru kurang mendapatkan perhatian dari
sisi materi.
3. Motivasi politik. Menulis dapat ditujukan untuk
mencapai tujuan politik tertentu.
4. Motivasi cinta. Menulis dilakukan karena memang
mencintai aktivitas menulis.
Masih banyak lagi motivasi lain yang
mendasari seseorang menulis. Hal yang perlu diingat bahwa apa pun motivasi yang
dipilih maka akan mempengaruhi terhadap tulisan atau buku yang akan dihasilkan.
KUNCI KEDUA: MEYAKINI BAHWA MENULIS ITU
ANUGERAH.
Kemauan dan kemampuan
menulis merupakan sebagai anugerah. Faktanya banyak orang yang mau menulis tapi
tidak mampu mengerjakannya, karena kesibukan atau sejuta alasan lainnya. Banyak
orang yang sesungguhnya mampu menulis tetapi tidak mau menulis. Oleh karena
itu, bisa menulisa dalah anugerah luar biasa yang harus disyukuri. Cara
mensyukurinya dengan terus menulis.
Fakta mengenai setiap orang sebenarnya bisa
menulis dapat dilihat dari pengalaman formalnya. Pada lulusan lulusan S1, atau
S2 atau S3 secara tidak menyadari sebenarnya sudah menulis ribuan halaman. Saat
kuliah S1 tentu ada tugas membuat makalah, resume, tugas dari dosen dalam
setiap semesternya. Paling tidak satu semester harus membuat 10 makalah. Misalnya
setiap makalah tebalnya 10 halaman, berarti dalam satu semester sudah 100
halaman. Apabila dikalikan 8 semester berarti sudah 800 halaman. Itupun belum
termasuk laporan KKN, magang, skripsi. Kala uterus berlanjut ke jenjang S2
bahkan S3, dapat dibayangkan berapa ribu halaman yang sebenarnya telah ditulis.
Namun kenyataanya masih ada yang
kesulitan menulis padahal pengalaman menulisnya sudah ribuan halaman. Beberapa
kemungkinan penyebabnya adalah :
[1] Selama kuliah spesial menjadi
anggota kelompok yang tidak pernah menulis makalah. Biasanya ini yang spesial
membiayai foto kopi.
[2], tidak menulis karena dibuatkan
orang lain.
[3] menulis dengan melakukan “kanibal”
tulisan orang lain. Misalnya mendapatkan bahan di googe lalu dipotong sana-sini
sampai berbentuk layaknya tulisan.
[4], begitu mendapatkan tugas langsung
berburu referensi. Tidak berpikir apa yang harus ditulis. Begitu referensi
didapatkan segera dibuka, diketik, lalu tutup. Ganti referensi berikutnya,
dibuka, diketik, lalu tutup begitu seterusnya.
Menulis itu akan membuat kita menjadi
berbeda dibandingkan kawan-kawan yang lainnya. Sesederhana apa pun buku yang dihasilkan
tetap memiliki kontribusi penting. Jangan dengarkan nyinyiran yang tidak
konstruktif. Teruslah menulis maka akan menjadikan kita sebagai makhluk yang
berbeda dengan kawan-kawan lainnya.
KUNCI KETIGA: MENULIS ITU MEMBERIKAN
BANYAK “KEAJAIBAN” DALAM HIDUP.
Menulis banyak memberikan
kemanfaatan. Omjay (guru blogger Indonesia) mengatakan bahwa menulis setiap
hari itu telah memberikan keajaiban dalam kehidupan. Keberhasilan Omjay dalam menulis
berbuah sukses dengan mendapatkan banyak materi mulai dari royality buku, sering
diundang sebagai pembicara di berbagai forum, memiliki banyak teman, dapat membeli
peralatan yang dibutuhkan dalam kehidupan. Selain itu, tulisan juga merupakan alat
perekam kehidupan yang ajaib.
KUNCI KEEMPAT: TIDAK MUDAH MENYERAH.
Penulis akan menjumpai
banyak tantangan. Praktiknya banyak orang ingin menulis (termasuk menulis buku),
namun semangat menulisnya akan fluktuatif. Ada kalanya memiliki semangat
berapi-api, namun ada kalanya juga tanpa memiliki semangat. Saat bersemangat,
menulis berlembar-lembar halaman dalam sehari terasa ringan. Saat tidak
bersemangat, satu paragraf pun terasa berat sekali. Bahkan sangat mungkin
berbulan-bulan tanpa menulis sama sekali. Diperlukan semangat pantang menyerah dalam
menulis. Menulis lima paragraf yang dilakukan rutin setiap hari jauh lebih baik
daripada sepuluh halaman yang dilakukan tiga bulan sekali.
KUNCI KELIMA: BERJEJARING.
Jadi penulis harus
berjejaring. Sebuah keharusan untuk membangun jejaring kepenulisan. Misalnya bergabung
dengan “Kegiatan Menulis Bersama Omjaya dkk” merupakan upaya untuk saling
berinteraksi dalam rangka berjejaring.
KUNCI KEENAM: MENULIS
SEBANYAK-BANYAKNYA.
Menulis harus dilakukan
setiap hari secara terus-menerus. Hal itu secara otomatis akan memperbaiki
kualitas tulisan yang dibuat. Mengapa demikian? karena semakin sering menulis
maka semakin terampil sehingga kualitasnya juga akan semakin baik.
KESIMPULAN
Kemauan dan kemampuan menulis adalah anugerah yang harus disyukuri dengan cara konsisten menulis setiap hari. Menulis satu paragraf setiap hari lebih bermakna daripada menulis berlembar-lembar namun dilakukan sebulan sekali. Maka dari itu jaga konsistensi dalam menulis agar kita terlahir menjadi makhluk yang berbeda dengan orang di sekeliling kita.
Tags:
Kelas Omjay
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKerenn...sipp
BalasHapusTerima kasih bu ....
HapusTerima kasih juga atas kunjungannya
Bagus pak...mantab
BalasHapusSalam lit3rasi
Terima kasih bu Aning..salam literasi juga
HapusTerima kasih bapak telah berkunjung.
BalasHapusblog www.sarastiana.com luar biasa, ingin sekali belajar dengan Bapak
mntap.
BalasHapushttp://elanjaelanialfatih.blogspot.com/2020/07/resume-kuliahelanpertemuan-ke-153-juli.html
bapak/ibu d persilahkan mampir.
smg brmnfaat.
Terima kasih pak Elan...salam literasi
HapusMantul resumenya ... selamat sukses terus dan semangat selalu ditunggu kunjungan baliknya
BalasHapusTerima kasih...salam sukses selalu untuk ibu
HapusResume anda juga bagus Pak / mas Daryono,,, sama sama kita semua masih tahap belajar,,,( bu sri)... terima kasih sudah berkenan hadir di rumah tulisan sy 😁
BalasHapusTerima kasih...
HapusBagus pak resumenya
BalasHapusTerima kasih bu Milla
HapusBagus redunya
BalasHapusTerima kasih bu, teima kasih pula telah berkunjung
HapusBagus sekali......salam literasi
BalasHapusTerima kasih bu sudah mampir...sukses selalu buat bu Fitrida
HapusLuar niasa resumenya lengkap, semangat Pak!
BalasHapusBagus pak, tulisan rapi dan enak dibaca..
BalasHapusReview yang keren
BalasHapusPenulis dari bumi intanpari luar biasa
BalasHapusResumnya mantap pak..salam litetasi
BalasHapus