Kamis, 02 Juli 2020

Jurus Melawan Kebuntuan Menulis

FreeWriting : Jurus Melawan Kebuntuan Menulis

 
Nara sumber “Kegiatan Menulis Bersama Omjay dkk” pada pertemuan ke-14, tanggal 01 Juli 2020 adalah Muhammad Firman Suwarya yang biasa dipanggil Pak Firman. Beliau berprofesi sebagai duru TIK SMP Negeri Unggulan Indramayu.
Alumnus Pascasarjana Teknik Informatika Universitas Pamulang Tangerang Banten ini juga seorang penulis buku informatika jenjang SMP dan penulis buku lainnya. Menyimak CV yang dibagikan Omjay, Pak Firman telah menulis tiga buku solo, delapan buku antologi dan puluhan artikel yang dicetak di media Online.
“Jika saya tantang anda menulis 1 hari 5 lembar dalam 30 hari, kira2 sanggup ga ya? Jika anda berani konsisten menulis 5 lembar perhari, saya yakin bapak ibu akan menjadi seorang penulis yang handal dan produktif.”
Guna menjawab tantangan tersebut, Pak Firman berbagai ilmu tentang FreeWriting. Freewriting yaitu teknik menulis cepat tanpa hambatan. Secara umum menulis sebanyak lima halaman membutuhkan waktu berjam-jam. Efeknya akan ketemu dengan rasa bosan yang membelenggu. Hal itu merupakan penyakit yang menghinggapi hampir semua penulis, baik yang baru belajar atau mungkin penulis handal.
Bahaya penyakit ini biasanya diawali dengan menyerang ke pikiran. Cirinya yaitu tiba-tiba ide-ide yang kita punya hilang, lalu bingung harus menulis apa lagi. Endingnya kita akan cape’, lelah dan malas menulis.
Terkadang saat malas menghinggapi, ketika akan menulis lagi, tiba-tiba mendapatkan ide yang baru. Selanjutnya kita mulai menulis, namun di tengah jalan ide baru yang belum selesai ditulis, terbersit ide baru lagi. Alasan dan pikiran kita sama seperti yang pertama, yaitu ide baru tersebut lebih bagus dari ide pertama. Ide yang mana..? ya, ide tadi yang katanya bagus, yang belum selesai ditulis juga... dan terus seperti itu mandeg lagi, mandeg lagi... tidak ada kelar-kelarnya... dan kondisi seperti itu dalam dunia kepenulisan biasa disebut dengan Lingkaran Setan Kebuntuan...
Terkadang, mulai menulis lagi, menulis lagi tapi ya... tadi tidak ada yang selesai... tidak ada karya yang bisa dihasilkan....!!! Akhirnya apa? mungkin bisa stress... lalu bagaimana? Mungkin saja, nanti muncul ada pemikiran jangan-jangan saya tidak ada bakat untuk menjadi penulis...
Pak Firman pun pernah mengalami hal serupa. Namun sejak mengenal FreeWriting beliau terbebas dari hal-hal tersebut, walau tidak langsung begitu keluar dan lolos dari penyakit yang menimpa seorang penulis tersebut. Konsep Freewriting ini sebenarnya sederhana, yaitu segera tulis ide yang muncul, segera tulis, dan tulis sebelum ide itu hilang. Menulis ide yang muncul itu sebenarnya sangat mudah, karena dapat ditulis kapanpun dan dimanapun.
Saat menghadapi kondisi tiba-tiba muncul ide baru, maka langkah idelanya adalah dicuekin saja, biarkan dulu, buat satu tekad ide baru itu akan saya tulis, tapi nanti setelah tulisan kita selesai. Oleh karena itu kita harus benar-benar menyelesaikan tulisan yang telah dibuat
Freewriting dilakukan dengan menulis ide yang muncul secara mengalir tanpa memperhatikan kalimat-kalimat yang tidak nyambung, salah ketik, dan lain-lainnya. Pokoknya ide muncul langsung ditulis hingga ending ide itu dimana. Apabila ada hal terlupakan, maka dilewati saja. Nanti pada sesi cek and ricek atau pada saat proses editing kesalahan-kesalahan tersebut dapat diperbaiki.

Previous Post
Next Post

0 komentar: