FreeWriting
: Jurus Melawan Kebuntuan Menulis
Nara sumber “Kegiatan Menulis Bersama
Omjay dkk” pada pertemuan ke-14, tanggal 01 Juli 2020 adalah Muhammad Firman
Suwarya yang biasa dipanggil Pak Firman. Beliau berprofesi sebagai duru TIK
SMP Negeri Unggulan Indramayu.
|
Alumnus Pascasarjana
Teknik Informatika Universitas Pamulang Tangerang Banten ini juga seorang penulis
buku informatika jenjang SMP dan penulis buku lainnya. Menyimak CV yang
dibagikan Omjay, Pak Firman telah menulis tiga buku solo, delapan buku antologi
dan puluhan artikel yang dicetak di media Online.
“Jika saya tantang anda menulis 1 hari
5 lembar dalam 30 hari, kira2 sanggup ga ya? Jika anda berani konsisten menulis
5 lembar perhari, saya yakin bapak ibu akan menjadi seorang penulis yang handal
dan produktif.”
Guna menjawab tantangan tersebut, Pak
Firman berbagai ilmu tentang FreeWriting. Freewriting yaitu teknik menulis
cepat tanpa hambatan. Secara umum menulis sebanyak lima halaman membutuhkan
waktu berjam-jam. Efeknya akan ketemu dengan rasa bosan yang membelenggu. Hal
itu merupakan penyakit yang menghinggapi hampir semua penulis, baik yang baru
belajar atau mungkin penulis handal.
Bahaya penyakit ini biasanya diawali dengan
menyerang ke pikiran. Cirinya yaitu tiba-tiba ide-ide yang kita punya hilang, lalu
bingung harus menulis apa lagi. Endingnya kita akan cape’, lelah dan malas menulis.
Terkadang saat malas menghinggapi,
ketika akan menulis lagi, tiba-tiba mendapatkan ide yang baru. Selanjutnya kita
mulai menulis, namun di tengah jalan ide baru yang belum selesai ditulis, terbersit
ide baru lagi. Alasan dan pikiran kita sama seperti yang pertama, yaitu ide
baru tersebut lebih bagus dari ide pertama. Ide yang mana..? ya, ide tadi yang
katanya bagus, yang belum selesai ditulis juga... dan terus seperti itu mandeg
lagi, mandeg lagi... tidak ada kelar-kelarnya... dan kondisi seperti itu dalam
dunia kepenulisan biasa disebut dengan Lingkaran Setan Kebuntuan...
Terkadang, mulai menulis lagi, menulis
lagi tapi ya... tadi tidak ada yang selesai... tidak ada karya yang bisa
dihasilkan....!!! Akhirnya apa? mungkin bisa stress... lalu bagaimana? Mungkin
saja, nanti muncul ada pemikiran jangan-jangan saya tidak ada bakat untuk
menjadi penulis...
Pak Firman pun pernah mengalami hal
serupa. Namun sejak mengenal FreeWriting beliau terbebas dari hal-hal tersebut,
walau tidak langsung begitu keluar dan lolos dari penyakit yang menimpa seorang
penulis tersebut. Konsep Freewriting ini sebenarnya sederhana, yaitu segera
tulis ide yang muncul, segera tulis, dan tulis sebelum ide itu hilang. Menulis
ide yang muncul itu sebenarnya sangat mudah, karena dapat ditulis kapanpun dan
dimanapun.
Saat menghadapi kondisi tiba-tiba
muncul ide baru, maka langkah idelanya adalah dicuekin saja, biarkan dulu, buat
satu tekad ide baru itu akan saya tulis, tapi nanti setelah tulisan kita
selesai. Oleh karena itu kita harus benar-benar menyelesaikan tulisan yang
telah dibuat
Freewriting dilakukan dengan menulis ide
yang muncul secara mengalir tanpa memperhatikan kalimat-kalimat yang tidak
nyambung, salah ketik, dan lain-lainnya. Pokoknya ide muncul langsung ditulis hingga
ending ide itu dimana. Apabila ada hal terlupakan, maka dilewati saja. Nanti pada
sesi cek and ricek atau pada saat proses editing kesalahan-kesalahan tersebut
dapat diperbaiki.
Tags:
Kelas Omjay
0 komentar: