Senin, 08 Maret 2021

Kata Sambutan untuk Sang Profesor #2

 KATA SAMBUTAN


Assalamu’alaikum wr, wb.

Manusia merupakah makhluk sempurna, karena dibekali dengan cipta, rasa dan karsa. Dimilikinya tridaya tersebut menjadikan manusia sebagai insan yang inspiratif, termasuk sosok guru. Sesuai konsep Ki Hajar Dewantara, guru memikul tanggung jawab yang besar tidak hanya secara keilmian, namun juga secara moral dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Oleh sebab itu, guru sebagai tenaga profesional tidak cukup hanya menguasai materi yang diajarkan. Namun, dituntut memahami kondisi peserta didik yang dihadapinya.

 

Diperlukan guru inspiratif, yang mampu mendidik, memberi teladan, memahami kondisi psikologis, serta mampu memotivasi peserta didik agar lebih maju. Clay P. Bedford menyatakan “You can teach a student a lesson for a day; but if you can teach him to learn by creating curiosity, he will continue the learning process as long as he lives.” Sebuah konsep yang menunjukkan betapa vitalnya peran guru inspiratif. Guru yang mampu menciptakan rasa ingin tahu peserta didik agar dapat melanjutkan pembelajaran secara mandiri sepanjang hayatnya.

 

Keberadaan sosok guru inspiratif relevan dengan tuntutan pendidikan di Indonesia saat ini, khususnya terkait dengan konsep merdeka belajar. Hakikat merdeka belajar bahwa guru mendapat keleluasaan dalam mendesain pembelajaran yang kontekstual dan bermakna. Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar, namun memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk berinovasi, belajar mandiri dan kreatif. Konsep merdeka belajar tersebut menyiratkan betapa guru berada pada posisi sebagai inspirator dalam membangun inovasi, kemandirian dan pengembangan kreativitas peserta didik. Muara dari konsep tersebut adalah menciptakan ekosistem pendidikan nasional yang lebih sehat.

 

Agar menjadi sosok inspiratif, guru seyogyanya berpegang teguh pada prinsip care, share, dan trust. Care, yakni memberi perhatian atas perbedaan latar belakang peserta didik, baik perbedaan fisik, intelektual, maupun sosio-emosional. Guru harus merangkul, memberi semangat, dan memotivasi peserta didik. Share, yakni mampu berbagi ilmu sesuai kompetensinya melalui proses pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menantang. Guru dituntut mampu merancang metode dan strategi pembelajaran yang menarik dengan dukungan media yang tersedia. Trust, yakni menjadi sosok yang digugu (dipercaya) dan ditiru (diteladani) serta mampu menanamkan karakter yang baik bagi peserta didik.

 

Guna menampilkan sosok-sosok guru inspiratif dari seluruh penjuru nusantara, maka Wardah menyelenggarakan ajang Wardah Inspiring Teacher (WIT) 2020. Ajang kompetisi bagi para guru untuk menunjukkan kemampuannya dalam menginspirasi lingkungan sekolah dan masyarakat di sekitarnya. Selain perlombaan, melalui ajang tersebut para guru mendapatkan pelatihan guna lebih meningkatkan kompetensinya sebagai guru yang inspiratif. Guru yang menjadi ujung tombak pelaksanaan merdeka belajar. Guru pembelajar yang peduli dengan peran dan tanggung jawabnya.

 

Salah satu bentuk inspirasi dari guru yang menjadi peserta WIT 2020 adalah lahirnya buku ini. Buku yang ditulis oleh Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno, SH., seorang guru inspiratif dari NTT, bersama sepuluh penulis alumni WIT 2020 ini mampu menjadi sumber inspirasi bagi para guru di seantero nusantara. Kesebelas penulis tersebut seolah menjadi pengejawantahan Dewi Sartika era milenial, karena semangatnya dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas melalui berbagai inovasi yang dilakukannya.

 

Semua terlukis jelas melalui lembar demi lembar kisah dalam buku ini. Mencermati keseluruhan kisah diperoleh nilai inspirasi dalam mengupdrage diri, membangun karakter, menebarkan kepedulian, mengembangkan kompetensi dengan penuh keterbukaan, serta menjalankan profesinya secara totalitas meski dalam suasana pandemi. Pantaslah mereka layak dinobatkan sebagai guru inspiratif.

 

Kisah sebelas penulis dalam buku ini identik dengan kata mutiara Brad Henry, bahwa "Seorang guru yang baik dapat mengilhami harapan, menyalakan imajinasi, dan menanamkan cinta belajar". Harapan dari buku ini tentunya tidak hanya sekedar menjadi bahan bacaan, namun mampu mengilhami para pembacanya tentang hakikat seorang guru inspiratif. Guru yang tak henti berinovasi, tak lelah menjalani profesi, totalitas dalam mengabdi, patut diteladani, pantang menyerah meski di masa pandemi, serta terus mengembangkan kapasitas diri.

 

Setelah buku ini, saya berharap akan lahir karya-karya berikutnya dari para peserta WIT 2020 khususnya maupun para guru umumnya. Karya yang dapat dijadikan sebagai bukti sejarah bahwa jiwa guru adalah jiwa petarung. Mampu menjawab semua tantangan, pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan serta mampu merubah hambatan menjadi peluang.

Terakhir, saya ucapkan selamat kepada Dra. Ika Lilis Herpianti Sutikno, SH., atas terbitnya buku inspiratif ini. Semoga selalu istiqomah dalam mengabdi dan berkarya demi majunya pendidikan di negeri ini.

Wassalamu’alaikum wr, wb.

Previous Post
Next Post

0 komentar: