KATA SAMBUTAN
Assalamu’alaikum
wr, wb.
Manusia
merupakah makhluk sempurna, karena dibekali dengan cipta, rasa dan karsa.
Dimilikinya tridaya tersebut menjadikan manusia sebagai insan yang inspiratif,
termasuk sosok guru. Sesuai konsep Ki Hajar Dewantara, guru memikul tanggung
jawab yang besar tidak hanya secara keilmian, namun juga secara moral dalam
mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Oleh sebab itu, guru sebagai tenaga
profesional tidak cukup hanya menguasai materi
yang
diajarkan. Namun,
dituntut
memahami kondisi peserta didik yang dihadapinya.
Diperlukan guru inspiratif, yang mampu mendidik, memberi
teladan, memahami kondisi psikologis, serta mampu memotivasi
peserta didik agar lebih maju.
Clay P. Bedford menyatakan “You can
teach a student a lesson for a day; but if you can teach him to learn by
creating curiosity, he will continue the learning process as long as he lives.” Sebuah konsep yang menunjukkan betapa vitalnya peran
guru inspiratif. Guru yang mampu menciptakan rasa
ingin tahu peserta didik agar dapat melanjutkan
pembelajaran secara mandiri sepanjang hayatnya.
Keberadaan
sosok guru inspiratif relevan dengan tuntutan pendidikan di Indonesia saat ini,
khususnya terkait dengan konsep merdeka belajar. Hakikat merdeka belajar bahwa
guru mendapat
keleluasaan
dalam mendesain pembelajaran yang kontekstual dan bermakna. Guru
bukanlah satu-satunya sumber
belajar, namun
memberikan
kesempatan bagi peserta didik untuk berinovasi,
belajar mandiri dan kreatif. Konsep merdeka belajar tersebut
menyiratkan betapa guru berada pada posisi sebagai inspirator dalam membangun
inovasi, kemandirian dan pengembangan kreativitas peserta didik. Muara dari
konsep tersebut adalah menciptakan ekosistem pendidikan nasional yang lebih sehat.
Agar
menjadi sosok inspiratif, guru seyogyanya berpegang teguh pada prinsip care, share, dan trust. Care, yakni memberi perhatian atas
perbedaan latar belakang peserta
didik, baik perbedaan fisik, intelektual, maupun sosio-emosional. Guru
harus
merangkul, memberi semangat, dan memotivasi peserta
didik. Share, yakni
mampu berbagi
ilmu sesuai
kompetensinya melalui proses pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menantang. Guru dituntut
mampu
merancang metode dan strategi pembelajaran
yang menarik dengan dukungan media yang tersedia. Trust, yakni menjadi sosok yang digugu
(dipercaya) dan
ditiru (diteladani)
serta mampu menanamkan karakter yang baik bagi peserta
didik.
Guna
menampilkan sosok-sosok guru inspiratif dari seluruh penjuru nusantara, maka
Wardah menyelenggarakan ajang Wardah
Inspiring Teacher (WIT) 2020. Ajang kompetisi bagi para
guru untuk
menunjukkan kemampuannya dalam menginspirasi lingkungan sekolah dan masyarakat
di sekitarnya. Selain perlombaan, melalui ajang tersebut para guru mendapatkan pelatihan guna lebih meningkatkan kompetensinya sebagai guru
yang inspiratif. Guru yang menjadi ujung tombak pelaksanaan merdeka belajar.
Guru pembelajar yang peduli dengan peran dan tanggung jawabnya.
Salah satu bentuk inspirasi dari guru
yang menjadi peserta WIT 2020 adalah lahirnya buku ini. Buku yang ditulis oleh
Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno, SH., seorang guru inspiratif dari NTT,
bersama sepuluh penulis alumni WIT 2020 ini mampu menjadi sumber inspirasi bagi
para guru di seantero nusantara. Kesebelas penulis tersebut seolah menjadi
pengejawantahan Dewi Sartika era milenial, karena semangatnya dalam mewujudkan
pendidikan yang berkualitas melalui berbagai inovasi yang dilakukannya.
Semua terlukis jelas melalui lembar
demi lembar kisah dalam buku ini. Mencermati keseluruhan kisah diperoleh nilai inspirasi
dalam mengupdrage diri, membangun
karakter, menebarkan kepedulian, mengembangkan kompetensi dengan penuh
keterbukaan, serta menjalankan profesinya secara totalitas meski dalam suasana
pandemi. Pantaslah mereka layak dinobatkan sebagai guru inspiratif.
Kisah sebelas penulis dalam buku ini
identik dengan kata mutiara Brad Henry, bahwa "Seorang guru yang
baik dapat mengilhami harapan, menyalakan imajinasi, dan menanamkan cinta
belajar". Harapan dari buku ini tentunya tidak hanya sekedar
menjadi bahan bacaan, namun mampu mengilhami para pembacanya tentang hakikat
seorang guru inspiratif. Guru yang tak henti berinovasi, tak lelah menjalani
profesi, totalitas dalam mengabdi, patut diteladani, pantang menyerah meski di
masa pandemi, serta terus mengembangkan kapasitas diri.
Setelah buku ini, saya berharap akan lahir karya-karya
berikutnya dari para peserta WIT 2020 khususnya maupun para guru umumnya. Karya
yang dapat dijadikan sebagai bukti sejarah bahwa jiwa guru adalah jiwa petarung.
Mampu menjawab semua tantangan, pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan
serta mampu merubah hambatan menjadi peluang.
Terakhir, saya ucapkan selamat kepada Dra. Ika Lilis
Herpianti Sutikno, SH., atas terbitnya buku inspiratif ini. Semoga selalu
istiqomah dalam mengabdi dan berkarya demi majunya pendidikan di negeri ini.
Wassalamu’alaikum
wr, wb.
0 komentar: