Selasa, 25 Agustus 2020

Berguru Pegiat Literasi NTT




BERGURU MENULIS INSPIRASI DARI PEGIAT LITERASI NTT

Waktu terus bergulir, aktivitas pun terus mengalir. Tak putus memang, karena waktu terus berjalan membuka lembaran-lembaran sejarah. Begitu dengan saya dalam menjalani aktifitas. Selesai mengikuti kegiatan Kelas Menulis Bersama Omjay yang diselengarakan PGRI Pusat, saya lanjut mengikuti Kelas Menulis Inspirasi yang diisiniasi Bunda Lilis.
Ditemani lantunan lagi instrumentalia dari Kenny G., saya mulai menyimak materi dari sang nara sumber, motivator, inspirator, sekaligus penulis best seller Guru adalah Inspirasi. Beliau adalah Ibu Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno, SH. Malam ini, 24 Agustus 2020 beliau menyajikan materi Cara Praktis Menulis. Pertemuan ini adalah kali kedua saya mengikuti materi dari Bunda Lilis, panggilan akrab saya kepada beliau. Saya tak sendiri mengikuti kelas ini, karena di anggota grup tercatat ada sekitar 45 nomor HP.
Pertemuan malam ini dimoderatori seorang penulis, guru hebat sekaligus kolega saya di Kelas Menulis Omjay, Bapak Sahat Serasi Naibaho,S.Si.,Gr. Beliau adalah Guru bidang studi IPA di SMPN 2 Dolok Sigompulon, Kab. Padang Lawas Utara, Prop. Sumatera Utara. Pak Sahat dengan gaya luwesnya memperkenalkan nara sumber kepada para peserta sekaligus membuka pertemuan.
Setelah moderator membuka pertemuan, Bunda Lililis langsung tancap gas menyajikan materi. Bunda Lilis mengajak para peserta untuk menyimak profil beliau dalam bentuk power point. Kata Bunda Liilis “Tak kenal maka tak sayang, supaya bisa kenal lebih dekat dengan saya, bersama ini saya kirim profil saya dalam power point”. Penasaran juga ingin lihat profil lengkap beliau, karena di kelasnya Omjay dulu profilnya singkat disajikan dalam file word. Tapi sayang HP dan jaringan inet di tempat saya tak bersahabat dengan file profil Bunda Lilis yang ukurannya 53 MB. Ternyata tidak hanya saya yang kesulitan membuka, peserta lain ternyata merasakan hal yang sama.
Tak patah arang, saya segera fokus mengikuti pemaparan Bunda Lilis. Kali ini Bunda Lilis mengirimkan file presentasi materi berukuran 6 MB. Sempat muter-muter di HP saat membuka filenya, tapi akhirnya berhasil. Bunda Lilis mengatakan bahwa materi itu merupakan warisan dari Bu Kanjeng, pemilik program menulis dan pasti jadi buku.
Membaca lembar demi lembarnya, materi dalam presentasi sangat menarik. Dimulai dengan profil Bunda Lilis, berbagai buku yang ditulis maupun buku yang beliau menjadi editornya, kata-kata mutiara untuk pemacu semangat menulis, hingga materi inti. Menyimak materi kendala dalam menulis, saya jadi instropeksi diri bahwa saya juga pernah mengalami hal yang sama. Alasan tidak memiliki waktu dan tidak berani menerima kritik itulah yang paling berat saya rasakan.
Materi menulis yang disajikan cukup banyak mulai slide 13 hingga 51. Setelah mendalami lembar demi lembar, ternyata untuk menjadi penulis itu kuncinya adalah diri kita sendiri. Saat kita sudah mau, maka gerbang menulis itu akan terbuka lebar. Agar mau, maka harus mau membuka diri dengan mengikuti kelas Menulis Buku Inspirasi seperti ini.
Bunda Lilis mencontohkan salah satu tulisan berjudul MAKAO yang selengkapnya dapat dibaca di https://www.blogger.com/blog/post/edit/1673147257720694480/8925025669213772712. Dalam tulisan tersebut betapa mudahnya menulis. Dari sekedar ide beliau ingin memasak makao dengan bahan sawi, tauge, wortel, daun bawang, kol/kubis jadilah tulisan yang orientasinya menunjukkan keahlian seorang ibu hingga pemaparan mengenai manfaat berbagai jenis sayuran. Tujuan dari kisah ini adalah agar anak-anak mudah diajak makan sayur. Memang hebat Bundaku yang satu ini, apa saja bisa jadi tulisan. Apa resepnya Bunda? Bunda Lilis memberikan clue “Jangan pernah mimpi menjadi penulis, jika Ibu dan Bapak tak mau membaca”
Bunda Lilis mengobarkan semangat para peserta bahwa “Menulis itu Mudah”, “Menulis Semudah Ceplok Telur”. Kuncinya “buka laptop.....tulis....tulis....tulis....tulis...tutup laptop.......refreshing ..... buka laptop.... tulis....”. Menulis kadang harus nyuekin orang. Lho kok? Bunda Lilis mengatakan “NGGAK PERLU MIKIRIN ORANG SUKA ATAU TAK SUKA PADA TULISAN KITA, POKOKNYA NULIS SAJA, NGALIR SAJA NULISNYA”.
Melalui contoh tulisan berjudul Corona, Bunda Lilis untuk kedua kalinya menunjukkan betapa mudahnya menulis. Sebenarnya hal yang membuat sulit dalam menulis adalah PIKIRAN KITA SENDIRI. Ketika kita berpikir MENULIS ITU SULIT maka KESULITANLAH YANG ADA DALAM JIWA KITA SEMUA. Saat sudah mulai gemar menulis, maka akan membuat orang kecanduan. Setiap ada moment selalu menjadi tulisan seperti yang dicontohkan Bunda Lilis.
Pada akhir pemaparan Bunda Lilis memberikan oleh-oleh berupa presentasi mengenai Menulis Inspirasi yang isinya memang sangat menginspirasi. Bunda Lilis membagikan tips “9 Cara Mencari dan Mendapatkan Inspirasi Menulis” sebagai berikut :
1.    Membaca Postingan pada Bloger
2.    Membaca Buku Penulis Terkenal
3.    Menuliskan Pengalaman Selama Seharian
4.    Membuka Tabungan Ide
5.    Menulis Bebas
6.    Membaca Postingan-Postingan Lama Hasil Tulisan Sendiri
7.    Tutup Pintu (Lupakan Hal Negatif tentang Draf Kasar)
8.    Mendengarkan Suara Pembaca
9.    Pastikan Kita Bahagia
Mengikuti pemaparan Bunda Lilis seolah terbang ke dunia mimpi menjadi penulis handal. Semoga saya bisa mengikuti jejak Bunda Lilis menjadi penulis yang handal.

Lereng Lawu, 24 Agustus 2020

Sabtu, 22 Agustus 2020

Renungan Tengah Malam Edisi 01

Menuju Titik 0

Setiap terjadi pergantian tahun selalu menjadi perhatian banyak orang. Ada yang fokus membahas apa yang telah dilakukan setahun berlalu. Ada yang membuat planing apa yang akan dikerjakan setahun yang akan berjalan. Ada yang membicarakan apa yang akan terjadi tahun ini. Ada yang merayakan dengan berpesta. Bahkan ada yang acuh melihat tahun telah berganti.
Namun, tidak banyak yang memperhatikan bahwa bergantinya tahun karena bergantinya bulan. Bergantinya bulan Karena bergantinya hari. Bergantinya hari karena bergantinya jam. Bergantinya jam karena bergantinya menit. Bergantinya menit karena berjalannya detik.
Hal pasti dari segudang ulasan tentang apa yang sudah dikerjakan dan akan dikerjakan bahwa waktu tidak dapat diulang. Sedetik yang berlalu, tak dapat diulang kembali dimasa datang. Apalagi mengulang kembali tahun yang berlalu.
Semakin berjalannya waktu maka semakin sempit pula kesempatan yang dimiliki. Mengapa demikian? Karena sejatinya saat kita dilahirkan maka saat itu pula hitungan waktu mundur menuju ajal dimulai. Semakin bertambah bilangan umur, fisik mulai lemah, rambut mulai memutih, kulit mulai keriput, pandangan mulai kabur, ingatan mulai lupa bahkan sakit mulai menyelimuti badan.
Muasabah memang menjadi sarana untuk mawas diri. Mawas diri untuk agar tidak mengulang kesalahan masa lalu dimasa datang. Mawas diri untuk memperbaiki kekurangan. Mawas diri untuk menghisab diri sendiri sudah berapa banyak bekal amal yang kita kumpulkan. Mawas diri untuk segera berbuat kebaikan sebanyak mungkin.

Ingatlah saat ini kita sedang menuju titik 0 atau garis finish kehidupan. Saat berada di titik 0 maka semua tak akan berguna. Tumpukan harta benda tak lagi berharga. Keluarga tak lagi bersama. Beramal tak lagi kuasa. Tobat pun tak lagi diterima. Hanya ada dua pintu yang tersedia neraka atau surga.
Kata Ebiet G. Ade segeralah bersujud mumpung kita masih diberi waktu. Segeralah berbuat mumpung kita masih mampu. Segeralah menuju ampunan Illahi. Kumpulkan bekal sebanyak mungkin tuk perjalanan abadi. Jadikan diri kita orang yang beruntung. Caranya? Barang siapa yang amalnya hari ini lebih baik dari hari kemarin maka ia orang yang beruntung. Tinggalkan kenangan yang berkesan seperti tulisan, bukan batu nisan. Sebagai bukti bahwa kita pernah hidup dan akan dikenang sepanjang jaman. 
#renungan_tengah_malam_edisi01

Rabu, 12 Agustus 2020

Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Life Skill

Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Life Skill
Pembelajaran Jarak Jauh yang Efektif dan Menyenangkan Berbasis Integrasi Life Skill

Sebelum dikumandangkannya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 75 tahun yang lalu, the founding father Indonesia telah merumuskan empat tujuan Negara. Tujuan yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan salah satu upaya mewujudkan tujuan tersebut. Seiring berjalannya waktu, pendidikan di Indonesia mengalami berbagai dinamika seperti perubahan kurikulum hingga arah orientasi pendidikan itu sendiri.
Dinamika yang akhirnya menuntut adaptasi pendidikan di Indonesia adalah pandemi Covid-19. Pandemi telah merombak segala aspek kehidupan global, termasuk bidang pendidikan. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengambil langkah responsif melalui Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19 dan kebijakan teknisnya.
Salah satu kebijakan yang diatur dalam surat edaran tersebut adalah proses belajar dari rumah. Pelaksanaanya melalui pembelajaran dalam jaringan atau lebih dikenal dengan jargon PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Praktiknya, PJJ tidak berjalan efektif dikarenakan guru kurang menguasai IT, keterbatasan gawai yang dimiliki siswa, ketidakmampuan menyediakan kuota data, hingga belum meratanya jaringan internet. Mengingat sifatnya dadakan, maka guru menggunakan aplikasi yang familiar seperti whatsapp untuk mengirim tugas. Hasilnya justru membuat siswa terbebani dengan banyak tugas. Jargon PJJ pun berubah makna menjadi Penugasan Jarak Jauh.
Memasuki tahun pelajaran baru 2020/2021, PJJ semestinya bisa dilaksanakan lebih terencana. Alasan gagap teknologi, tidak punya kuota data, sulit jaringan dan alasan lain yang menghambat pelaksanaan PJJ semestinya dapat terurai secara bertahap. Pemerintah juga tidak tinggal diam dengan penyediaan kuota menggunakan dana BOS hingga penyediaan web aplikasi gratis.
Orientasi PJJ mengacu SE Mendikbud Nomor 4/2020 adalah memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum. Orientasi tersebut seharusnya membawa guru pada desain pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Istilah efektif mengacu pada ketercapaian tujuan yang direncanakan. Menyenangkan apabila dilaksanakan secara santai, fleksibel, tidak membebani, menarik dan memotivasi siswa.
PJJ yang terjebak pada orientasi penyampaian knowledge, berdampak pada proses pembelajarannya tidak efektif. Siswa lebih mudah bosan, apalagi jika knowledge itu berifat searah dan dikirim dalam bentuk file atau rekaman. Guru tidak dapat mengontrol apakah siswa benar-benar membaca atau memperhatikan. Sekalipun disampaikan melalui zoom, rasanya apabila hanya mengacu knowledge lama kelamaan akan bosan.
Belajar dari rumah yang efektif dan menyenangkan dapat diciptakan dengan mengintegrasikan materi dengan life skill siswa. Melalui integrasi life skill, siswa diarahkan untuk menemukan knowledge. Tentu saja life skill tersebut harus didesain guru sesuai materi pembelajaran yang sedang diajarkan. Misalnya saat mengajarkan materi pertumbuhan tanaman, siswa ditugaskan menanam kecambah dengan bantuan informasi di Youtube. Selanjutnya siswa mendokumentasikan atau membuat video rekaman hasil kerjanya. Guru memberikan feedback dan penguatan atas apa yang telah dilakukan oleh siswa. Guru dapat menyediakan kanal youtube untuk menampung hasil karya siswa tersebut.
Guru antar mata pelajaran dapat berkolaborasi, misalnya menugaskan siswa mengamati peristiwa alam sekitar (IPA). Hasil pengamatannya dibuat dalam bentuk karangan deskripsi (Bahasa Indonesia) dan ditulis menggunakan Ms-Word (Informatika). Secara tidak sadar ada banyak tugas yang diberikan kepada siswa, namun karena terintegrasi jadi menyenangkan. Tentunya pemberian stimulasi tugas yang menantang tetap perlu dilakukan misalnya menggunakan aplikasi kahoot! dan quizzes, serta pemberian ice breaking sehingga tidak menghilangkan “roh” suasana pembelajaran itu sendiri.
Kolaborasi kegiatan asynchronous (online tidak langsung) dan synchronous (online langsung) juga akan membuat PJJ berjalan efektif. Pemilihan timing kapan dilaksanakan kegiatan tersebut harus didesain dengan tepat. Tujuannya siswa dapat belajar efektif, orang tua dapat mendampingi dan tidak terlalu terbebani dengan kuota internet. Pelaksanaan kegiatan asynchronous butuh kesepakatan mengenai media daring yang digunakan (rekaman video, youtube, google classroom). Demikian pula kegiatan synchronous juga butuh kesepakatan kapan waktu (hari/tanggal/jam) dan jenis medianya (google meet, zoom, video call).
Konsep efektif dan menyenangkan tidak hanya menyasar siswa, namun juga orang tua. Orang tua sebagai pendamping akan merasa terbantu dengan pembelajaran yang diciptakan oleh guru. Selain itu, orang tua yang memang bukan ahlinya mengajar dapat melakukan pendampingan secara efektif. Pembelajaran yang diintegrasikan life skill juga dapat membantu proses pembentukan character building siswa. Apabila orang tua merasakan manfaat dari PJJ, rasanya menyediakan kuota bukanlah sesuatu yang sulit demi masa depan pendidikan anak-anaknya.
Masa perjuangan menanamkan semangat pantang menyerah menghadapi para penjajah. Kini saatnya kita kobarkan semangat pantang menyerah untuk mengadaptasi perubahan dunia pendidikan akibat pandemi Covid-19, demi membangun Indonesia yang lebih maju. Dirgahayu Negeriku…Merdeka Bangsaku…Jayalah Indonesia Raya…. Merdeka!!!!

Selasa, 04 Agustus 2020

Bunda Lilis : Sang Pendekar Menulis Inspiratif

BUNDA LILIS SUTIKNO :
SANG PENDEKAR MENULIS INSPIRATIF DARI NTT
Oleh : Eko Daryono
Menjelang magrib, Rabu 29 Juli 2020, udara malam mulai terasa menusuk tulang. Maklum saya tinggal di lereng pegunungan Lawu. Namun rasa dingin itu justru mengobarkan semangat untuk menanti pukul 19.00 WIB. Itulah saat saya menimba ilmu Menulis Gratis Bersama Omjay pertemuan ke-26. Semenjak pertemuan pertama, kegiatan menulis Om Jay selalu menghadirkan nara sumber para penulis hebat yang menginspirasi. Tak terkecuali nara sumber malam hari ini yang tinggal nun jauh dimata namun dekat dihati. Maklum saya tinggal di pinggiran Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah sedang beliau tinggal di Kupang, Nusa Tenggara Timur.
 
Nara sumber malam ini adalah sosok perempuan tangguh yang pada 11 Maret 2020 lalu genap berusia 51 tahun. Beliau layak dijuluki sang pendekar menulis inspiratif dari NTT berkat perjuangan dan kegigihannya. Perempuan bernama lengkap Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno, SH ini memang tak kenal menyerah dalam setiap perjuangannya mengabdi untuk negeri ini.
 Betapa berat terasa saat beliau harus rela naik truk proyek, menapaki jalan berliku dan terjal, menyeberang sungai berkali-kali, bahkan hingga jatuh bangun dalam perjalanan demi tiba di tempat tugas tepat waktu. Hal itu tergambar jelas dalam history beliau yang dibagikan melalui jejaring Facebook. Tiga foto bersumber dari history FB beliau ini bisa menjadi gambaran tantangan alam yang harus  dihadapi dalam menjalankan tugas. 




Layak rasanya apabila beliau menjadi guru yang inspiratif. Untuk mewujudkannya, saya mengajak para pembaca memberikan dukungan kepada beliau dalam ajang Wardah Inspiring Teacher 2020 dengan memberikan like dan komen di https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=3278595272207513&id=100001712161927.
Sosok yang meneladani Rasulullah SAW ini, memiliki tekad kuat dilandasi niat beribadah dalam hidupnya. Alhasil semua rintangan dalam menjalani tugas dan profesinya dapat dilalui hingga mengantarkan beliau sukses seperti sekarang ini. Padahal sempat terlintas keinginan untuk pulang kampung ke Jawa. Namun niat itu urung terlaksana berkat Diklat Budi Pekerti di Jakarta, yang menguatkan jiwa beliau untuk mengabdi di NTT. Saat ini, beliau menekuni profesi sebagai guru mata pelajaran PPKn jenjang SMP di SMP Negeri 2 Nekamese. Selain itu, beliau juga seorang instruktur Provinsi Nusa Tenggara Timur, narasumber literasi daerah perbatasan, penulis dan editor buku.
Bunda Lilis Sutikno, sebutan akrab beliau, mempunyai pegangan hidup yang luar biasa khususnya dalam menulis. Beliau berprinsip bahwa “Apapun yang Allah berikan kepada kita syukuri, dan nikmati itu sebagai anugerah terindah dari Allah untuk kita. Lalu lukiskan keadaan apapun yang Allah berikan kepada kita dalam goresan pena kita. Suatu saat goresan pena itu akan membekas pada sanubari dan menjadi sejarah indah bagi generasi kita”. Sepenggal paragrap yang membangkitkan semangat para peserta untuk terus menulis dan menulis sebagai langkah menorehkan sejarah bagi generasi yang akan datang.
Alumnus IKIP PGRI Surabaya dan Universitas Wijaya Putra Surabaya yang rendah hati ini, masih merelakan waktu berbagi ilmu dalam kelas menulis gratis bersama Om Jay. Melalui paparannya, Bunda Lilis menyajikan materi Menulis Inspirasi. Pada awal pemaparannya, disajikan kalimat motivasi yang menginspirasi sekaligus mencerminkan apa yang sudah beliau lakukan yaitu “LANGKAH SERIBU diawali dari LANGKAH PERTAMA”. Hal itu menyiratkan bahwa langkah pertama merupakan pondasi bagi langkah-langkah selanjutnya.
Terkait dengan menulis, maka langkah pertamanya adalah memulai menulis. Agar dapat menulis terarah maka perlu mengenal jenis tulisan. Sesuai paparan Bunda Lilis, jenis tulisan ada dua yaitu prosa dan puisi. Prosa merupakan tulisan bebas yang mencakup prosa fiksi (misalnya roman, novel, cerpen) dan prosa non fiksi (misalnya kisah inspirasi, buku pelajaran).


BUKU INSPIRASI karya Lilis Sutikno
Merubah PTK Menjadi Buku
Contoh Tulisan Non Fiksi
Selanjutnya pengertian puisi adalah karya sastra yang merupakan ungkapan atau curahan perasaaan penyair yang dibuat dengan bahasa yang indah dan di dalamnya mengandung makna, irama, rima, matra serta bait. Puisi juga bisa menginspirasi seseorang untuk berubah menjadi lebih baik seperti terkisahkan dalam puisi Bunda Lilis yang berjudul “Sajadah Panjang”. Oleh karenanya, menurut beliau “MENULIS adalah LUAPAN RASA CINTA YANG TAK SAMPAI”.



Contoh Buku Puisi : Antologi Puisi 
Pengetahuan mengenai jenis tulisan di atas penting untuk diketahui agar calon penulis dapat membangun pondasi awal tentang jenis tulisan apa yang hendak dibuat. Bunda Lilis sendiri mencontohkan banyak menulis prosa non fiksi berupa kisah inspirasi perjuangan pribadinya. Bukankan ini juga banyak dilakukan oleh penulis yang lain? Memang benar, namun pemilihan sosial media facebook yang menjadi pembedanya. Kebanyakan penulis lebih fokus menggunakan blog, namun Bunda Lilis banyak membagi kisah melalui facebook. Kumpulan kisah inspirasi tersebut akhirnya menjadi sebuah buku best seller berjudul “Guru adalah Inspirasi”.
Sebenarnya menulis itu mudah, namun tidak mudah memang untuk mulai menulis. Untuk memulai menulis, seseorang harus memiliki inspirasi. Dengan pengalamannya menjadi penulis dan editor, Bunda Lilis membagikan tips “9 Cara Mencari dan Mendapatkan Inspirasi Menulis” sebagai berikut :
1.    Membaca Postingan pada Bloger
Para bloger amatir hampir tidak peduli dengan pembaca. Kebanyakan dari mereka menulis sesuai kata hati sehingga tulisannya benar-benar alami dan jenius. Membaca postingan para bloger tersebut dapat menjadi sumber inspirasi. Oleh karenanya, bloger yang rajin blogwalking tidak akan pernah kehabisan inspirasi.
2.    Membaca Buku Penulis Terkenal
Harta karun bagi penulis adalah karya-karya tulis yang dihasilkannya. Membaca buku-buku tersebut akan ditemukan kata-kata jenius, atau sesuatu yang ingin dicantumkan dalam postingan, sehingga memunculkan gambaran baru untuk berkreasi. Bunda Lilis mencontohkan beberapa kata jenius dari hasil membaca buku penulis terkenal seperti kata mutiara berikut ini :
·           Ikatlah ilmu dengan menulis (Ali Bin Abi Thalib ra)
·           Ikatlah ilmu dengan tulisan (HR Al Hakim)
·           Jika kau bukan anak raja maka menulislah (Imam Al Ghazali)
·           Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai (Pramoedya Ananta Toer)
·           Mulailah dengan menuliskan hal-hal yang kau ketahui. Tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri (J.K. Rowling)
3.    Menuliskan Pengalaman Selama Seharian
Menyimak kutipan J.K Rowling di atas dapat menjadi inspirasi bahwa sesuai yang mudah untuk dituliskan adalah pengalaman dan perasaaan sendiri, seperti yang dilakukan kebanyakan orang dengan menulis dalam buku diary. Asalkan dapat memilih pengalaman yang menarik dalam diary, dan disajikan dengan cerita yang menarik pula maka pengalaman selama seharian dapat menjadi buku yang keren. Tentunya dibutuhkan timing yang tepat untuk menulis pengalaman tersebut, bisa pada malam harinya atau keesokan subuhnya. Pada prinsipnya bahwa tidak ada ide buruk dari apa yang telah kita kerjakan selama sehari. Kebiasaan ini sekaligus melatih kepekaan untuk menulis setiap hari dan menulis tentang kehidupan sehari-hari.
4.    Membuka Tabungan Ide
Menurut saya, manusia tidak akan kehabisan ide selama dirinya masih bernyawa. Demikian halnya dengan penulis, mestinya juga mempunyai tabungan ide. Mengapa demikian? Terkadang ada momen penulis sulit menemukan inspirasi. Saat hal itu terjadi, maka tabungan ide akan menjadi penyelamat. Sangat penting bagi seorang penulis untuk menabung ide secara konsisten setiap hari, sehingga siap digunakan kapan pun saat dikehendaki. Dengan memiliki tabungan ide, penulis lebih tenang untuk menjalani kehidupan menulisnya. Hal yang harus diingat bahwa tabungan ide baru digunakan ketika keadaan mendesak misalnya diburu deadline penulisan. Tabungan ide harus tetap dirahasiakan. Jangan mudah mengobral tabungan ide sebab ide mahal harganya. Jadi, mulailah untuk mengumpulkan tabungan ide dengan mencatat apapun ide yang terbersit dan didokumentasikan dengan baik.
5.    Menulis Bebas
Menulis bebas adalah menulis tanpa mengkhawatirkan editing atau tanda baca atau apapun sehingga penulis terasa lepas dari benar-benar menulis (Jeff Goins). Penulis dapat menuliskan apapun yang ada dalam pikirannya secara bebas dan tanpa aturan. Melalui kegiatan ini penulis kadang akan menemukan ide terbaik yang selama ini tersembunyi di alam pikirannya. Bahkan melalui produk menulis bebas berupa teks kasar dapat menjadi sumber inspirasi bagi penulis.
6.    Membaca Postingan-Postingan Lama Hasil Tulisan Sendiri
Membaca ulang postingan lama yang pernah ditulis dimaksudkan untuk menemukan kekurangan atau informasi yang belum komplit dari postingan tersebut. Jadi muncullah inspirasi untuk menulis postingan baru guna melengkapi postingan yang sudah ada. Hal itu akan membuat konten blog yang dibuat bisa lebih lengkap. Membaca sambil mereview ulang postingan lama harusnya dibiasakan secara rutin tidak hanya saat mencari inspirasi, namun juga karena aspek efektivitas dalam mengembangkan ide. Bukanlah hal yang tabu untuk menulis kembali berdasarkan postingan-postingan yang sudah terlebih dahulu terbit. Syaratnya tidak boleh plagiat.
7.    Tutup Pintu (Lupakan Hal Negatif tentang Draf Kasar)
Terkadang penulis dilanda rasa takut jika tulisannya jelek di mata orang lain. Hal itu akan berdampak pada ketidakfokusan dan pesimis dalam membuat hasil tulisan. Teknik untuk mengatasinya menurut Bunda Lilis dengan mengutip pendapat Stephen King adalah menulis draft kasar dengan pintu tertutup dan kemudian merevisi dengan pintu terbuka. Maksudnya penulis harus melupakan hal negatif yang mungkin dipikirkan orang lain (pembaca) ketika menyelesaikan draft pertama. Melalui cara ini pula inspirasi akan mengalir dengan sendirinya.
8.    Mendengarkan Suara Pembaca
Kegunaan terbesar dari komentar dari pembaca postingan kita di blog atau media sosial lainnya adalah kita dapat mengetahui respon atau tanggapan konsumen atas karya kita. Komentar atau tanggapan tersebut bisa jadi menjadi sumber inspirasi meskipun tidak terlalu membantu. Namun demikian sebagian kecil komentar seperti masukan atau kritikan terkadang dapat memicu kita untuk membuat postingan baru.
9.    Pastikan Kita Bahagia
Rasa bahagia merupakan kunci agar tulisan kita berkualitas. Apabila tidak merasa bahagia dalam menulis, sepertinya belum layak disebut penulis sekalipun sudah menelurkan banyak karya. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita menulis sesuatu yang membuat kita senang, misalnya menulis tentang passion-passion kita. Jadi, kebahagian merupakan jaminan produktivitas. Bagaimana agar bahagia saat menulis? Banyak berdoa karena dalam doa ada kekuatan yang luar biasa berupa pancaran kekuatan tulisan yang tembus kepada hati pembaca.
Selain mendapatkan berbagai macam ilmu, dari pengalaman Bunda Lilis banyak inspirasi yang patut diteladani. Pengalaman hidup beliau yang inspiratif adalah sebagai berikut :
1.        Kedisiplinan adalah kunci utama dalam melaksanakan pengabdian
Bunda Lilis mengajarkan bahwa kondisi alam bukanlah rintangan untuk mengabdi menjadi guru, nara sumber, pegiat literasi dan penulis. Berbagai cara beliau tempuh agar selalu menepati jam dinasnya. Kedisiplinan dalam menuliskan pengalaman dalam mengabdi tersebut di facebook juga menuahkan buku best seller.
2.        Sebaik-baik manusia itu adalah yang hidupnya selalu bermanfaat untuk orang lain
Hal inilah yang membuat Bunda Lilis tetap bertahan mengabdikan diri di NTT. Mengabdi untuk mengajar kaum perempuan yang tidak bisa membaca dan menulis. Tak jarang beliau harus meluangkan waktu belajar ekstra bersama para ibu-ibu di rumah mereka dengan sistem jemput bola jika tak mau datang ke pusat belajar.
3.  Niatkan semua pekerjaan kita di dunia ini untuk ibadah kepada Allah semata, dan mengharapkan ridho Allah semata
Bunda Lilis menemukan bahwa banyak guru di perbatasan yang memandang keinginan menulis sebagai sesuatu yang berat. Demi merubah paradigma tersebut, beliau secara ikhlas menjadi inspirator bahwa menulis itu mudah, dengan membantu mencarikan penerbit yang murah. Beliau telah membuktikan bahwa kesulitan apapun yang dihadapi saat disandarkan kepada Allah maka akan mudah terurai. Seperti halnya saat menghadapi deadlock, hilangnya motivasi, semangat dalam menulis dan sebagainya.
4.       Tumbuh kembangkan rasa percaya diri dalam menulis
Seorang penulis harus memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Terkadang ia harus cuek dengan apa yang nanti akan dikatakan pembacanya. Hal itu akan membuatnya selalu berada dalam suasana positive thinking. Suasana tersebut akan membuat penulis bahagia sehingga karya tulisannya akan berkualitas.
5.       Bangkitkan self motivation  dalam menulis
Motivasi yang bersumber dari diri sendiri merupakan hal yang sangat penting bagi penulis. Bunda Lilis mencontohkan self motivation sebagai seorang penulis yaitu “Rasa ingin hidup tak akan mati. Sebab seorang penulis itu tidak akan pernah mati. Suatu saat jika saya telah tiada, rekam jejak saya terus ada. Karya yang dihasilkan dari menulis akan menjadi bukti sejarah bahwa kita pernah hidup dan menginspirasi generasi selanjutnya.
6.       Bangun partnership atau jejaring dengan siapa saja
Manusia adalah makhluk sosial yang butuh orang lain. Maka dari itu, barang siapa menanam kebaikan maka dia akan beroleh kebaikan pula. Hal itu sudah dibuktikan oleh Bunda Lilis. Buku beliau dapat menjadi best seller karena mengoptimalkan jejaring yang beliau rintis berkat kebaikan hati dalam berbagai ilmu. Jejaring mulai dari Kepala Dinas, sanak saudara atau teman yang berada di daerah/Negara lain, serta jejaring relasi dari alumni yang pernah diajar beliau. Melalui jejaring tersebut buku Bunda Lilis tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, negara-negara Asean, Tiongkok bahkan hingga Denmark.
Pada penghujung pertemuan, Bunda Lilis menyampaikan pesan sekaligus sebagai pengobar semangat saya sebagai penulis pemula dengan untaian kata-kata sebagai berikut :
1.       Menulis semudah ceplok telur, maka menulislah
2.   Menulis adalah luapan rasa cinta yang tak sampai, maka menulislah agar cinta itu tersampaikan dengan baik melalui tulisan kita
3.    Jika kita menulis dengan hati dan berdoa dengan hati, maka buku kita akan sampai di hati pembaca dengan hati pula.
4.        Menulislah, sebab seorang penulis tidak pernah mati
Memperhatikan apa yang sudah dikerjakan serta disampaikan oleh Bunda Lilis, menulis memang bisa semudah ceplok telur asalkan dilakukan secara konsisten. Bunda Lilis, memberdayakan face book untuk menuliskan berbagai kisah pengalaman yang sudah beliau kerjakan. Memang semudah menceplok telur, karena tinggal menuliskan diary pengalaman terbaik atau yang paling berkesan di FB. Meskipun tidak butuh bakat khusus, tapi konsistensi sangat diperlukan agar dapat melahirkan buku.
Membaca berbagai story beliau di FB, memang dibutuhkan jiwa yang lebih dari sekedar ungkapan otot kawat balung wesi. Keikhlasan dan semangat pengabdian yang luar biasa telah mengangkat derajat beliau pada level yang berbeda. Layak jika pada akhirnya, berbagai pengalaman yang terekam di story FB tersebut menjadi buku best seller. Pemilihan FB sebagai media menulis juga bagian dari kejelian Bunda Lilis menemukan segmentasi menjadi “penulis yang berbeda”. Apa alasannya? Karena kebanyakan penulis lebih suka ngeblog.
Akhirnya, menulis…..menulis…. menulis….menulislah….generasi yang akan datang sudah menunggu rekam jejak kita semasa hidup.


Lereng Lawu, 2 Agustus 2020
Email penulis : masdaryono1275@gmail.com